Nama : Melati Puji Lestari
Kelas : 3ea18
Npm : 14210336
hidupnya dengan jumlah yang tidak terbatas, baik kebutuhan fisik maupun rohani.Untuk kebutuhan fisik manusia membutuhkan barang-barang seperti makanan, pakaian, dan rumah. Sementara untuk kebutuhan rohani, manusia membutuhkan jasa seperti hiburan dan konsultasi. Adapun pengertian konsumsi secara khusus adalah suatu kegiatan yang tujuannya mengurangi atau menghabiskan faedah suatu benda (barang dan jasa) dalam rangka pemenuhan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam, kita mengkonsumsi barang dan jasa. Barang adalah alat pemuas kebutuhan yang mempunyai bentuk seperti tas, baju, dan berbagai barang laiinya.Adapun jasa adalah alat pemuas kebutuhan yang tidak berbentuk tetapi dapat dirasakan manfaatnya.Adapun manfaat dari suatu barang yang dipakai dalam pemenuhan kebutuhan manusia adalah kepuasan yang dapat diberikan oleh barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan yang dapat menyebabkan barang tersebut lebih bernilai. Masing-masing konsumen memiliki pribadi yang unik.Konsumen yang satu dengan yang lainnya mempunyai kebutuhan yang bebeda dan prilaku yang berbeda dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.Konsumen di Indonesia memiliki karakter yang berbeda pula dengan konsumen di negara lain.Sebagai contoh pada penjualan produk telekomunikasi seperti ponsel. Sebagai contoh penjualan ponsel Nokia 9500 yang ternyata di pasaran negara Amerika Serikat kurang begitu diminati oleh konsumennya, tetapi di Indonesia produk ini sangat laris bahkan menempati urutan ketiga dalam penjualan ponsel Nokia 9500 di dunia. Ternyata setelah dianalisis oleh para ahli ekonomi ternyata hal ini dipengaruhi oleh faktor “gengsi”. Pada umumnya manusia memiliki 2 kebutuhan baik dari segi kebutuhan fisik maupun kebutuhan rohani. Kebutuhan fisik seperti barang – barang, makanan, pakaian dan rumah. sedangkan untuk kebutuhan rohani seperti hiburan dan konsultasi. Konsumsi secara khusus berarti suatu kegiatan untuk menghabiskan suatu benda ( baik barang atau jasa). Barang ada alat pemuas kebutuhan yang mempunyai bentuk, terlihat, serta dapat diraba. Jasa adalah alat pemuas kebutuhan yang tidak berbentuk / berwujud, tetapi dapat dirasakan manfaatnya. Masing – masing konsumen memiliki karakteristik yang berbeda – beda. Konsumen satu dengan konsumen yang lain mempunyai kebutuhan yang berbeda – beda pula. Prilaku konsumen secara umum dapat dibagi atas 2 macam dalam memenuhi kebutuhannyayaitu:
1. Prilaku konsumen yang rasional Prilaku ini didasari oleh pertimbangan rasional (nalar) dalam memutuskan untuk mengkonsumsi suatu produk. Suatu pembelian dapat dikatakan rasional, bila dasar pertimbangannya adalah :
2. Perilaku konsumen yang tidak rasional Seorang konsumen dikatakan tidak rasional apabila membeli barang tanpa pertimbangan yang baik. Secara umum berikut karakteristik konsumen di Indonesia khususnya
Ada 10 Karakteristik konsumen Indonesia :
1. Memiliki Pola Pikir Jangka Pendek Pola pikir adalah hal dasar bagi seseorang dalam membuat keputusan. Keputusan yang diambil akan memberi pengaruh dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Pola pikir jangka pendek hanya memperhatikan manfaat dalam jangka waktu pendek saja. Oleh karena itu, produk-produk instan laku di pasar Indonesia.
2. Tidak Memiliki Perencanaan Konsumen Indonesia tidak memiliki perencanaan dalam hidup mereka termasuk dalam membuat perencaan dalam berbelanja. Perencanaan dalam berbelanja dapat diwujudkan dalam bentuk daftar belanjaan. Daftar belanjaan ini mengurangi pembelian yang tidak direncanakan. Oleh karena itu, konsumen Indonesia rata-rata sering melakukan pembelian barang-barang yang tidak direncanakan sebelumnya.
3. Cenderung Suka Berkumpul Konsumen Indonesia memiki kecenderungan suka berkelompok dan berkumpul. Saat berkumpul dan berkelompok akan timbul pembicaraan. Dalam pembicaraan tersebut akan menimbulkan efek words of mouth. Efek words of mouth akan menimbulkan kemungkinan ada konsumen baru dari konsumen yang terpuaskan. Dari konsumen yang terpuaskan akan menimbulkan repeat orders.
4. Tidak Adaptif Dengan Teknologi Baru Survey yang dilakukan oleh Frontier pada tahun 2010 ini menyatakan bahwa konsumen Indonesia tidak adaptif terhadap teknologi. Fasilitas M-Banking dan Internet belum digunakan secara maksimal. Fasilitas M-Banking dan Internet yang sudah ada di dalam ponsel yang digunakan oleh konsumen Indonesia namun belum digunakan secara maksimal.
5. Fokus Pada Konten Bukan Konteks Konten adalah informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik. Konteks adalah suatu uraian atau kalimat yg dapat mendukung atau menambah kejelasan makna. Informasi yang tersedia di media atau produk elektronik lainnya tentu saja tidak memberikan informasi yang jelas.
6. Menyukai Barang – Barang Produksi Luar Negeri Harga acapkali dibandingkan dengan kualitas. Semakin tinggi harga dianggap semakin bagus kualitasnya. Harga barang-barang produksi luar negeri mayoritas memiliki harga lebih tinggi daripada barang-barang produksi dalam negeri. Gengsi menjadi salah satu alasan juga mengapa konsumen Indonesia lebih menyukai barang-barang produksi luar negeri.
7. Semakin Memperhatikan Masalah Religious Indonesia adalah negara beragama. Konsumen Indonesia menjadi lebih sensitif untuk hal-hal yang berbau keaagamaan. Produk dan jasa yang berbau agama semakin lebih banyak digemari.
8. Suka Pamer dan Gengsi Kecenderungan manusia adalah ingin dipuji. Konsumen Indonesia yang berasal dari golongan ekonomi menengah ingin dipuji jika bisa membeli barang yang tidak bisa dibeli orang lain. Konsumen Indonesia dari golongan ekonomi atas membeli barang-barang branded supaya dipuji dan sebagai prestise karena gengsi.
9. Tidak banyak dipengaruhi Budaya Lokal Keanekaragaman budaya dan adat istiadat sudah tidak lagi menjadi alasan dalam memilih dan menggunakan suatu produk. Globalisasi membuat konsumen Indonesia
memiliki karakteristik tidak banyak dipengaruhi lagi oleh budaya lokal.
10. Kurang Memperdulikan Lingkungan Perubahan iklim adalah isu yang popular di abad 21. Isu tentang lingkungan menjadi penting terkait tentang pemanasan produk. Perusahaan berlomba-lomba untuk ikut andil dalam lingkungan. Produk yang akan diproduksi sudah dirancang supaya sustainable terhadap lingkungan. Lain halnya dengan konsumen luar negeri, konsumen Indonesia masih belum peduli akan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku.
Factor – factor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen.
Secara garis besar prilaku konsumen dipengaruhi oleh 3 faktor :
1. Faktor Internal
a. Pendapatan Pendapatan konsumen berpangaruh pada besarnya konsumsi yang dilakukan. Semakin tinggi pendapatan konsumen, cenderung semakin besar pula.
b. Motivasi Setiap orang mempunyai motivasinya sendiri-sendiri dalam melakukan kegiatan konsumsi. Ada yang melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan yang benar-benar diperlukan. Namun ada pula yang membeli barang hanya karena ikut-ikutan orang lain, padahal sebenarnya ia tidak membutuhkannya. Sebagian yang lain mengkonsumsi barang dan jasa tertentu demi memperlihatkan status sosialnya atau gengsi. Misalnya seorang remaja yang membeli handphone keluaran terbaru agar dianggapkeren oleh teman-temannya.
c. Sikap dan kepribadian Sikap dan kepribadian individu juga mempengaruhi perilaku konsumsinya. Orang hemat biasanya hanya akan membeli barang-barang yang telah direncanakan, dimana hal ini sangat berbeda jauh dengan orang boros yang selalu membeli barang yang tidak dibutuhkannya.
2. Faktor eksternal
a. Kebudayaan Kebudayaan yang terdapat di suatu daerah berpengaruh pada pola konsumsi masyarakatnya. Di Jepang dan Cina, orang makan menggunakan sumpit. Semantara di negara barat, sendok dan garpu sering ditemani oleh pisau. Tak heran bila konsumsi sumpit d Jepang dan Cina lebih tinggi dibandingkan di negara barat. Begitu pula sebaliknya.
b. Status Sosial Status atau posisi seseorang di dalam masyarakat dengan sendirinya akan membentuk pola konsumsi orang tersebut. Konsumsi seorang presiden, raja, atau menteri sudah jelas berbeda dengan konsumsi supir taksi, tukang kayu, atau pengusaha kecil.
c. Harga Barang Sudah menjadi hukum ekonomi bahwa harga barang naik, konsumsi akan menurun, dan apabila harga rendah, konsumsi akan tinggi. Ini juga berlaku untuk tingkat harga barang substitusi.
3. Faktor Strategi Marketing Strategi marketing dalam suatu negara berbeda dengan negara lain karena perbedaan masyarakat dan pola konsumsi juga sehingga tidak mengherankan bahwa suatu produk laris di suatu negara tetapi setelah dikenalkan dan dijual ke negara lain tidak mendapatkan respon yang baik dari masyarakat di negara tersebut. Tujuan dari pemasaran adalah untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan secara lebih baik dari pada pesaing. Perilaku konsumen merupakan studi Tentang cara individu, kelompok, organisasi dalam menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mendisposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Studi konsumen memberikan petunjuk untuk memperbaiki dan memperkenalkan produk atau jasa, menetapkan harga, perencanaan saluran, menyusun pesan, dan mengembangkan kegiatan pemasaran lain termasuk dalam mengetahui perilaku konsumen. Pemasar harus sepenuhnya memahami teori maupun realitas perilaku konsumen, mencakup beberapa fakta penting tentang konsumen dan tren konsumen masa depan, seperti PT. Toyota-Astra Motor dengan mulai menganalisa pasar dengan perencanaan tren mobil keluarga ideal terbaik Indonesia. Perilaku pembelian konsumen sebenarnya di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dan paling luas dan paling dalam adalah faktor budaya.
Menurut Kolter, Philip, Keller, Kevin Lane factor yang mempengaruhi perilaku konsumen sebagai berikut :
• Faktor budaya Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku, agama, ras, kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan cukup makmur, perusahaan akan sering merancang program pemasaran yang cermat disana.
• Faktor social Selain faktor budaya, perilaku konsumen di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, peran, dan status sosial. Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut. Keluarga meruapkan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. Peran dan status sosial seseorang menunjukkan kedudukan orang itu setiap kelompok sosial yang ia tempati. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status. Contoh : seorang yang memiliki peran sebagai manajer dan status yang lebih tinggi dari pegawai kantor, dimana ia juga memiliki banyak keluarga dan anak, tentu ia akan tertarik dengan produk mobil dari Toyota, karena ada kesesuaian antara kebutuhan dan keunggulan Toyota sebagai mobil keluarga ideal terbaik Indonesia, ia bahkan juga bisa membeli pakaian mahal dan juga keluarganya, membeli rumah besar untuk keluarganya dan lain-lain.
• Faktor pribadi Keputusan membeli juga di pengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, juga nilai dan gaya hidup pembeli.
• Faktor Psikologi Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah adanya rangsangan pemasaran luar seperti ekonomi, teknologi, politik, budaya. Satu perangkat psikologi berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dengan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis (motivasi, persepsi, ingatan dan pembelajaran) secara fundamental, mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap rangsangan pemasaran. Sedangkan menurut James F. Engel – Roger D Blackwell-Paul W. Miniart dalam saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu :
1. Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
2. Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
3. Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.
Sumber :
http://syafrizalhelmi.blogspot.com/2010/03/karakteristik-konsumen-indonesia.html http://rennyahmalinda.blogspot.com/2013/01/karakteristik-dan-prilaku-konsumen.html
http://ratni_itp.staff.ipb.ac.id/2012/06/07/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-konsumen/