Jumat, 30 November 2012

Latar Belakang Masalah


Organisasi Supermarket giant

Pendahuluan
1.Latar belakang
Supermarket adalah bagian dari pasar masa depan yang dapat menggantikan pasar tradisional yang pasti akan terjadi di masa depan. saya dalam hal ini tidak ngin membandingkan baik buruk antara menjamurnya supermarket yang sepinya pasar tradisional.Supermarket penting karena membantu pelanggan dengan lengkapnya apa yang dijual dan pelanggan juga dapat mendapatkan diskon yang besarr di waktu waktu tertentu.

2.Rumusan masalah
  a. apa itu pengertian supermarket ?
  b. Kenapa supermarket menjamur?

3.Tujuan
 a.untuk mengetahui apa itu supermarket
  b. untuk mengetahui laris manisnya super market 

                                                                          Teori
Supermarket adalah pasar masa depan yang mulai diterapkan di negara negara maju. saya  mengambil contohh dari perusahaan supermarket giantMerek toko Raksasa didirikan oleh keluarga Teng sebagai toko kelontong sederhana di salah satu pinggiran Kuala Lumpur pada tahun 1944. Misinya adalah untuk menawarkan berbagai macam produk makanan di harga serendah mungkin.dengan teori bisinis tersebut mereka akui sebagai kunci keberhasilan raksasa itu telah kemampuannya untuk terus menerus menawarkan nilai untuk produk uang. Ini mempertahankan prinsip dasar ini bahkan mulai mengubah raksasa menjadi merek nasional dan internasional.Setelah enam tahun usaha, termasuk mendesain ulang toko-toko, pengenalan produk non-makanan ke dalam hypermarket Giant, penerapan standar ritel internasional yang mencakup keamanan, kebersihan, pelatihan terstruktur, dan lingkungan yang dinamis belanja serta membeli terpusat fungsi dan operasi ditingkatkan,Pada tahun 1999, Giant Hypermarket pertama toko dibuka di Shah Alam , Selangor . Pada tahun 2006, perusahaan telah tumbuh untuk mengoperasikan total 86 hipermarket / supermarket di Malaysia dengan ukuran lubang mulai dari 350.000 sq ft (33.000 m 2) hipermarket di Shah Alam ke 11.000 sq ft (1.000 m 2) supermarket di Bangsar , Kuala Lumpur. Rantai juga mencakup 6 toko di Singapura dan 17 hipermarket di Indonesia . Hypermarket raksasa menawarkan berbagai barang dagangan lokal, seperti buah-buahan lokal yang segar, sayuran, dan makanan laut dalam lingkungan pasar basah.Pada akhir Juni 2011, Giant memiliki 38 hipermarket dan 76 supermarket di Indonesia. karena teknik tersebutlahh supermarket menjadi menjamurr.

Permasalahan 
Permasalahan supermarket yang ada di Indonesia adalah memunculkan anggapan mengkerdilkan pasar tradisional. akhir2 ini banyak super market yang ditentang dan dikeluarkan undang undang tentang bahwa supermarket harus jauhh darii pasar tradisional sampai saat ini permasalahan tersbut masih menjadi tanda tanya bagi saya.

METODELOGI


1.      METODELOGI

JURNAL 1

1.      Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen Carrefour Hypermarket Bintaro Sektor 7.

2.      Data / Variabel
Data yang dikumpulkan dalam penelitian  ini adalah data primer yang dapat dari konsumen  melalui kuisioner. Kuisioner terbagi atas 50 pertanyaan mengenai kualitas pelayanan Carrefour Hypermarket Bintaro Sektor 7 dengan mengambil sampel sebanyak 100 responden.

3.      Metode Pengumpulan Data / Variabel
Dalam pengumpulan data penulis menggunaka metode kuisioner. Yaitu metode pengukuran yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap keseluruhan pelayanan yang diterima. Pernyataan-pernyataan tersebut diukur dengan 5 point skala Likert dengan tingkatan dari “Sangat Tidak Puas” sampai dengan “Sangat Puas”.

JURNAL 2

1.      Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen Giant Hypermarket Cimanggis.

2.      Data / Variabel
Data yang dikumpulkan dalam penelitian  ini adalah data primer yang dapat dari konsumen  melalui kuisioner. Kuisioner terbagi atas 20 pertanyaan mengenai kualitas pelayanan Giant Hypermarket yang ditujukan kepada responden.

3.      Metode Pengumpulan Data / Variabel
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode kuisioner yaitu metode pengukuran yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk menegtahui persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas pelayanan yang diterima. Pertanyaa-pertanyaan tersebut diukur dengan 5 point skala likert dengan tingkatan dari “Sangat Puas sampai dengan “Sangat Tidak Puas”.

JURNAL 3

1.      Objek penelitian
Yang menjadi objek penelitian dalam penulisan ini adalah konsumen yang datang untuk berbelanja di Indomaret Terwaralaba Sekar Narewari Cibubur.

2.      Data / Variabel
Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, antara lain :

a.      Data Primer
Data yang diperoleh dari peru

KESELURUHAN ( METODE RISET )





Melati Puji L
14210336/ 3EA18


PROPOSAL

LATAR BELAKANG

Sejalan dengan perkembangan yang berlangsung di Indonesia saat ini dari tahun ke tahun proses pemenuhan akan kebutuhan hidup terutama yang menyangkut mengenai kebutuhan primer serta sekunder meningkat terus menerus. Hal ini menyebabkan manusia yang berperan sebagai konsumen menginginkan proses pembelian barang-barang kebutuhan sehari-hari agar tercipta lebih mudah, dimana pada saat ini kita semua mengenalnya sebagai sebuah tempat belanja yang mudah dan langsung.

Hal tersebut di atas mendorong pengusaha-pengusaha untuk menanamkan modalnya dibidang usaha retail serta memperluasnya. Dengan munculnya usaha-usaha retail baru tersebut tentu dapat mempengaruhi pangsa pasar yang sudah ada. Untuk itu maka perlu adanya peningkatan pelayanan terhadap konsumen serta pemulihan strategi pelayanan yang tepat agar para konsumen yang telah dikuasai dapat dipertahankan atau bisa menigkatkan konsumen yang sudah ada tersebut.

Dengan adanya hal tersebut ternyata dapat dihadirkan oleh para pelaku bisnis usaha retail yang menempatkan usaha-usaha retail tersebut yang telah kita kenal dengan sebutan minimarket dalam sekala kecil dan supermarket hingga hypermarket yang dalam pemenuhan kebutuhan yang lebih besar. Dalam hal ini peninjauan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai minimarket.

MASALAH DAN TUJUAN

Kualitas pelayanan telah menjadi senjata paling jitu untuk berkompetisi yang digunakan oleh pemimpin dalam perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin dalam perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin perusahaan dagang dewasa ini berusaha membuat kualitas pelayanan yang super sebagai upaya untuk mendapatkan loyalitas konsumen.
Menurunnya tingkat pelayanan sebagai akibat dari kegagalan dalam pelaksanaan pelayanan yang akan menyebabkan menurunnya jumlah konsumen yang akan datang mengakibatkan kerugian pada usaha tersebut.
Tujuan memberikan pelayanan yang berkualitas bagi para konsumen yaitu menciptakan rasa puas yang tercemin dari perilaku mereka untuk memilih layanan yang kita berikan dan atau mempengaruhi mereka untuk kembali lagi diwaktu lain dan juga merekomendasikan kepada kolega dan keluarganya. Jika hal itu terjadi, maka dapat dikatakan bahwa mereka telah merasakan pelayanan yang berkualitas dan menjadi loyal.

TEORI

Bisnis ritel merupakan aktivitas bisnis yang melibatkan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir. Pada perkembangannya, kini bisnis ritel di Indonesia mulai bertransformasi dari bisnis ritel tradisional menuju bisnis ritel modern. Perkembangan bisnis ritel modern di Indonesia sudah semakin menjamur di hampir seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya toko retailer modern yang membuka cabang di berbagai wilayah di Indonesia.
Perusahaan ritel dapat dikategorikan berdasarkan ciri - ciri tertentu, antara lain : 


§  Discount stores, adalah toko pengecer yang menjual berbagai macam barang dengan harga yang murah dan memberikan pelayanan yang minimum.
§    Speciality stores, merupakan toko eceran yang menjual barang - barang jenis lini produk tertentu saja yang bersifat spesifik.
§  Departemen stores, adalah suatu toko eceran berskala besar yang pengelolaannya dipisah dan dibagi menjadi bagian departemen - departemen yang menjual macam barang yang berbeda - beda.
§  Convenience stores, adalah toko pengecer yang menjual jenis item produk yang terbatas, bertempat ditempat yang nyaman dan jam buka yang panjang.
§  Catalog stores, merupakan suatu jenis toko yang banyak memberikan informasi produk melalui media katalog yang dibagikan kepada para konsumen potensial.
§  Chain stores, adalah toko pengecer yang memiliki lebih dari satu gerai dan dimiliki oleh perusahaan yang sama.
§  Supermarket, adalah toko eceran yang menjual berbagai macam produk makanan dan juga sejumlah kecil produk non-makanan dengan sistem konsumen melayani dirinya sendiri (swalayan).
§  Hypermarkets, adalah toko eceran yang menjual jenis barang dalam jumlah yang sangat besar atau lebih dari 50.000 item dan mencakup banyak jenis produk. Hypermarket merupakan gabungan antara retailer toko diskon dengan hypermarket.
§  Minimarket, merupakan adalah semacam toko kelontong yang menjual segala macam barang dan makanan, namun tidak sebesar dan selengkap supermarket. Minimarket menerapkan sistem swalayan.
Berikut daftar beberapa perusahaan retail di Indonesia :
§  Matahari Departemen Store, adalah sebuah jaringan toserba yang menjual baju dan bahan pakaian lainnya. Matahari merupakan salah satu perusahaan ritel yang terkenal di Indonesia. Disamping menjual baju dan bahan pakaian, matahari juga menjual kosmetik, sepatu/sandal, makanan, peralatan dapur dll. Matahari memiliki 79 jaringan di seluruh Indonesia.
§  Hypermart, adalah perusahaan jenis hypermarket milik Matahari Group : pemilik matahari departemen store. Hypermart memiliki 38 cabang di Indonesia.
§  Foodmart Supermarket. Foodmart merupakan transformasi dari konsep Matahari supermarket. 
§  FoodMart Express (Convenience Store).
§  Boston Drugs Store. Toko retail yang menjual obat - obatan.
§  Times Books Store. Toko yang menjual berbagai jenis buku. 
§  Timezoneadalah sebuah tempat hiburan dimana hiburan tersebut berupa permainan/game.
§  Carrefour, merupakan sebuah hypermarket asal Perancis. Dibuka pertama kali di Indonesia pada bulan oktober 1998 yakni di Cempaka Putih (Jakarta) sebagai unit pertama Carrefour di Indonesia. Pada perkembangannya kini Carrefour memiliki 66 gerai Hypermarket dan 15 gerai Supermarket.
§  Carrefour Express (Convenience Store)
§  Tiptop Supermarket
§  Griya Supermarket
§  Yogya Supermarket
§  Indomaret, adalah jaringan peritel waralaba di Indonesia. Merk dagang Indomaret dipegang oleh PT.Indomarco Prismatama.
§  Alfamart, merupakan perusahaan retail yang bergerak pada bisnis waralaba swalayan yang menjual barang - barang keperluan sehari - hari.
§  Circle K, adalah minimarket yang beroperasi 24 jam penuh, hal ini yang menjadikannya populer di belahan dunia termasuk Indonesia dimana konsep minimarket seperti ini masih jarang. 
§  Ceriamart Minimarket
§  Alfamidi, toko retail sejenis dengan minimarket namun Alfamidi berukuran lebih besar dan produk yang dijual lebih beragam dari minimarket. Alfamidi dikelola oleh PT.Midi Utama Indonesia.
§  Starmart Minimarket (Conveinence Store)
§  Giant Hypermarket
§  Hero Supermarket
§  Guardian Drug Store
§  Electronic City, toko yang menjual berbagai jenis peralatan elektronik.
§  Super Home, toko retail yang menjual perkakas rumah tangga, dan peralatan bangunan.
§  Ramayana Supermarket
§  Sport Station, toko retail yang menjual peralatan olah raga (sepatu, kaos dll)
§  Warehouse, toko retail yang menjual sepatu, baju dan berbagai peralatan olah raga.
§  Gramedia Books Store
§  Gunung Agung Books Store
§  Super Indo Swalayan
§  Disc Tarra, toko kaset/CD/DVD resmi.


Tema : ANALISIS KEPUASAAN KONSUMEN TERHADAP GIANT HYPERMARKET

Dalam kompetisi global seperti dewasa ini, konsumen cenderung untuk mempunyai lebih banyak keinginan. Suka tidak suka perusahaan dituntut untuk selalu melakukan kreasi dan meningkatkan kualitas pelayanannya dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen. Jika hal ini tidak dilakukan tentunya mempunyai resiko akan kegagalan mendapatkan laba maksimal dan berpalingnya para konsumen ke kompetitor. Fenomena seperti ini memaksa perusahaan untuk mengubah paradigma bisnis secara tradisional dan beralih orientasi kepada kepuasaan konsumen serta mengambil strategi proaktif demi meningkatkan daya saingnya. Kualitas pelayanan telah menjadi senjata paling jitu untuk berkompetisi yang digunakan oleh pemimpin dalam perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin dalam perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin perusahaan dagang dewasa ini berusaha membuat kualitas pelayanan yang super sebagai upaya untuk mendapatkan loyalitas konsumen.


JURNAL   1
ANALISIS KEPUASAAN KONSUMEN TERHADAP GIANT HYPERMARKET CIMANGGIS

Tema               : Kepuasan Konsumen 
Masalah           :
Terhadap Giant HYPERMARKET DI INDONESIA
Judul                : ANALISIS KEPUASAAN KONSUMEN TERHADAP GIANT HYPERMARKET  Cimanggis

A.    Latar Belakang
Dalam kompetisi global seperti dewasa ini, konsumen cenderung untuk mempunyai lebih banyak keinginan. Suka tidak suka perusahaan dituntut untuk selalu melakukan kreasi dan meningkatkan kualitas pelayanannya dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen. Jika hal ini tidak dilakukan tentunya mempunyai resiko akan kegagalan mendapatkan laba maksimal dan berpalingnya para konsumen ke kompetitor. Fenomena seperti ini memaksa perusahaan untuk mengubah paradigma bisnis secara tradisional dan beralih orientasi kepada kepuasaan konsumen serta mengambil strategi proaktif demi meningkatkan daya saingnya.
Kualitas pelayanan telah menjadi senjata paling jitu untuk berkompetisi yang digunakan oleh pemimpin dalam perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin dalam perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin perusahaan dagang dewasa ini berusaha membuat kualitas pelayanan yang super sebagai upaya untuk mendapatkan loyalitas konsumen.
Salah satu hal yang menjadi fokus bagi bisnis jasa sekarang ini adalah membina hubungan jangka panjang dengan konsumen dengan cara menyediakan kualitas pelayanan yang memadai. Dewasa ini, hampir semua industri dagang ataupun jasa memfokuskan diri pada upaya meningkatkan pelayanan yang diberikan. Pada umumnya semakin lama konsumen menjalin hubungan dengan perusahaan, mereka biasanya lebih mampu memberikan laba bagi perusahaan.

B.    Rumusan Masalah
    Terdapat lima dimensi yang dirancang untuk mengukur kualitas pelayanan yang didasarkan pada perbedaan antara nilai harapan dengan nilai kinerja yang dirasakan oleh konsumen yaitu : Responsivness, Reliability, Assurance, Emphaty dan Tangibles.
1. Responsive (daya tanggap / kesigapan) adalah suatu respon / kesigapan karyawan dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.
2. Reliability (keandalan) adalah suatu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya.
3. Assurance (jaminan) adalah kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas, keramah-tamahan, perkataan atau kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen / pelanggan terhadap perusahaan.
4. Emphaty (perhatian) adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada para pelanggan / konsumen.
5. Tangibles (kemampuan fisik) adalah suatu bentuk penampilan fisik, peralatan personal.

 C.    Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui kepuasaan konsumen terhadap yang diberikan oleh Giant Hypermarket Cimangggis.

   D.   Metode Penitilian
1. Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen Giant Hypermarket Cimanggis.
2. Data / Variabel
Data yang dikumpulkan dalam penelitian  ini adalah data primer yang dapat dari konsumen  melalui kuisioner. Kuisioner terbagi atas 20 pertanyaan mengenai kualitas pelayanan Giant Hypermarket yang ditujukan kepada responden.

3.  Metode Pengumpulan Data / Variabel
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode kuisioner yaitu metode pengukuran yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk menegtahui persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas pelayanan yang diterima. Pertanyaa-pertanyaan tersebut diukur dengan 5 point skala likert dengan tingkatan dari “Sangat Puas sampai dengan “Sangat Tidak Puas”.


Analisis   :
Berdasarkan analisa dan pembahasan yang dilakukan terhadap 100 orang responden, dengan metode skala likert responden menyatakan puas. Ini berarti Giant Hypermarket Cimanggis telah berhasil memberikan layanan yang terbaik atau yang memuaskan kepada para konsumennya, baik dari dimensi keandalan (reliability expectations), dimensi keresposifan (responsiveness expectations), dimensi keyakinan (assurance expectations), dimensi empati (emphaty expectations) dan dimensi berwujud (tangible expectations) secara keseluruhan konsumen merasa puas, dengan rata-rata nilai 342,35, dimana nilai tersebut dikategorikan Baik dengan kelas interval (340-419).
Sedangkan hasil uji Chi Square diperoleh hasil yang tidak berbeda yaitu konsumen merasa puas. Ini terlihat pada Chi Square Hitung > Chi Square Tabel (53,375>26,2962) dan nilai Asymtotic Significance yaitu 0,0000 atau probabilitas kurang dari 0,05 artinya hipotesa awal (Ho) ditolak, atau konsumen merasa puas terhadap pelayanan Giant Hypermarket Cimanggis dapat diterima.


JURNAL 2

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN CARREFOUR HYPERMARKET BINTARO SEKTOR 7


TEMA                          :  Analisis Tingkat Kepuasan

JUDUL                        :   ANALISIS KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN CARREFOUR HYPERMARKET BINTARO SEKTOR 7

PENGARANG  :  Hendrikus Arinanda


A.     Latar Belakang Masalah  :

Dalam kompetisi global ini seperti dewasa ini, konumen cenderung untuk mempunyai lebih banyak keinginan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu melakukan kreasi dan meningkatkan kualitas pelayanannya dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen. Jika hal ini tidak dilakukan tentunya mempunyai resiko akan kegagalan mendapatkan laba maksimal dan berpalingnya para konsumen ke kompetitor. Fenomena seperti ini memaksa perusahaan untuk mengubah paradigma bisnis secara tradisional dan beralih orientasi kepada kepuasaan konsumen serta mengambil strategi proaktif demi meningkatkan daya saingnya.
Kualitas pelayanan telah menjadi senjata paling jitu untuk berkompetisi yang digunakan oleh pemimpin dalam perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin dalam perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin perusahaan dagang dewasa ini berusaha membuat kualitas pelayanan yang super sebagai upaya untuk mendapatkan loyalitas konsumen.
Salah satu hal yang menjadi fokus bagi bisnis jasa sekarang ini adalah membina hubungan jangka panjang dengan konsumen dengan cara menyediakan kualitas pelayanan yang memadai. Dewasa ini, hampir semua industri dagang ataupun jasa memfokuskan diri pada upaya meningkatkan pelayanan yang diberikan. Pada umumnya semakin lama konsumen menjalin hubungan dengan perusahaan, mereka biasanya lebih mampu memberikan laba bagi perusahaan.

B.     Masalah       :
- Bagaimanakah pelayanan yang diberikan oleh Alfamart dalam melayani konsumen? Apakah sudah cukup baik atau belum.(Meliputi fasilitas fisik, peralatan, penampilan karyawan, dan materi promosi)
- Apakah para konsumen sudah merasa puas akan pelayanan yang diberikan oleh hypermarket

C.       Tujuan      :

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasaan konsumen terhadap pelayanan yang diberikan oleh Carrefour Hypermarket Bintaro Sektor 7.


    D.  Metode Penitilian  :
1. Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen Carrefour Hypermarket Bintaro Sektor 7.
2. Data / Variabel
Data yang dikumpulkan dalam penelitian  ini adalah data primer yang dapat dari konsumen  melalui kuisioner. Kuisioner terbagi atas 50 pertanyaan mengenai kualitas pelayanan Carrefour Hypermarket Bintaro Sektor 7 dengan mengambil sampel sebanyak 100 responden.
3. Metode Pengumpulan Data / Variabel
Dalam pengumpulan data penulis menggunaka metode kuisioner. Yaitu metode pengukuran yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap keseluruhan pelayanan yang diterima. Pernyataan-pernyataan tersebut diukur dengan 5 point skala Likert dengan tingkatan dari “Sangat Tidak Puas” sampai dengan “Sangat Puas”.
4. Hipotesis
Hipotesa awal penelitian ini adalah konsumen tidak puas terhadap pelayanan Carrefour Hypermarket Bintaro Sektor 7.

ANALISIS   :
Berdasarkan analisa dan pembahasan dengan metode Skala Likert yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden menyatakan puas. Denagn demikina pihak manajemen telah berhasil membuat para konsumen tertarik untuk berbelanja di Carrefour Hypermarket Bintaro sektor 7. Hal ini dapat dilihat dari dimensi-dimensi pelayanan yang mempengaruhi konsumen untuk berbelanja di carrefour Hypermarket Bintaro Sektor 7 baik dari dimensi keandalan, dimensi keresponsifan, dimensi keyakinan, dimensi empati dan dimensi berwujud. Secara keseluruhan konsumen merasa puas, dengan rata-rata nilai 342.35, dimana nilai tersebut dikategorikan baik dengan kelas interval (340-419).
Sedangkan hasil Uji Chi Square diperoleh hasil yang sama, yaitu konsumen merasa puas. Ini terlihat pada Chi Square Hitung > Chi Square tabel (53,375 > 26,2962) dan nilai Asytotic Significance yaitu 0,000 atau probabilitas kurang dari dari 0,05. Artinya hipotesa awal (Ho) ditolak atau konsumen merasa puas terhadap pelayanan Carrefour Hypermarke Bintaro Sektor 7.

JURNAL 3
Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel   Hipermarket Di Depok

TEMA              : Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel  Hipermarket
JUDUL                        :  Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel Hipermarket di   Depok
Pengarang    :   Raudhah Maria Ulfah
  Tahun                       :  2008

A.     Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan cukup pesat. Sektor ritel dan pusat perbelanjaan menunjukkan perkembangan signifikan serta memberikan kontribusi positif dalam pemulihan ekonomi Indonesia. Pengusaha ritel bersaing dalam memperoleh simpati konsumen diantaranya dengan meningkatkan pelayanan guna mencapai kepuasan konsumen. Melihat banyaknya konsumen yang mempunyai keinginan dan kebutuhan beraneka ragam saat ini, membuat peluang besar bagi para pelaku bisnis untuk mendirikan tempat ritel modern di kota Depok, bisa dilihat ritel modern baru di Depok, misalnya Hypermart, Giant, Carrefour dan masih ada beberapa ritel modern yang lain.
B.     Masalah

1. Apakah kedua variabel tersebut memang mempunyai hubungan yang signifikan.
2 Jika terbukti hubungan (korelasi) signifikan, kemudian dapat diketahui bagaimana arah hubungan antara variabel dan seberapa kuat hubungan tersebut.

C.      Tujuan

     Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel hipermarket di Depok dan ingin mengetahui seberapa besar hubungan antar variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel hipermarket di Depok.


D.     Metodologi 

Data & Variabel

Penelitian ini menggunakan data primer yang bersumber dari responden yang
diambil melalui kuesioner yang disebarkan kepada konsumen hipermarket di Depok
pada bulan Mei – Agustus 2008

Zeithaml mengidentifikasi lima dimensi pokok dalam menentukan kualitas
jasa, yaitu sebagai berikut :
1. Keandalan (realibility), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai
dengan janji yang ditawarkan.
2. Daya tanggap (responsiveness), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam
membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang
meliputi kesigapan dalam melayani konsumen, kecepatan menangani transaksi,
dan penanganan keluhan-keluhan konsumen.
3. Jaminan (assurance), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap
produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam
memberi pelayanan, ketrampilan dalam memberi informasi, kemampuan dalam
memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan
kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.
Dimensi kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi :
· Kompetensi (Competence), yaitu ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki
oleh para karyawan untuk melakukan pelayanan.
· Kesopanan (Courtessy), yang meliputi keramahan, perhatian dan sikap para
karyawan.
· Kredibilitas (Credibility), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
kepercayaan kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan sebagainya.
4. Empati (empathy), yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan
kepada konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan,
kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan konsumen, dan usaha
perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan konsumennya.
Dimensi emphaty ini merupakan penggabungan dari dimensi :
· Akses (Access), meliputi kemudahan memanfaatkan jasa yang ditawarkan
perusahaan.
· Komunikasi (Communication), merupakan kemampuan melakukan
komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau
memperoleh masukan dari konsumen.
· Pemahaman pada konsumen (Understanding the Customer), meliputi usaha
perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan
konsumen.
5. Bukti Fisik (Tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan
tata letak ruangan dalam, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan
kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan
karyawan. (Umar, 2000:234-236).

E.      Model penelitian

     Yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji validitas, uji reabilitas, analisis korelasi, dan analisis faktor dengan alat analisis SPSS versi 11. Uji validitas data berfungsi mengetahui derajat ketepatan data dari hasil pengukuran sampel dengan konsep pengukuran. Uji realibilitas adalah alat untuk mengetahui derajat kehandalan data dari hasil pengukuran sampel yang berguna untuk melihat konsistensi pengukuran.

F.      Analisis Korelasi Antar Variabel

Untuk melihat apakah ada hubungan antar variabel pembentuk kepuasan
konsumen pada ritel hipermarket di Depok dan memudahkan membuat hipotesis,
maka dilakukan dengan menggunakan Korelasi Pearson. Dengan melihat hasil analisis Pearson dengan membuat hipotesis dan pengambilan keputusan dari tiap–tiap korelasi menunjukkan bahwa hubungan korelasi antar komponen pembentuk kepuasan konsumen sangat dekat.

2.AnalisisFaktor
Komponen daya tanggap merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.


MASALAH DAN TUJUAN SUPERMARKET GIANT HYPERMARKET DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KEPADA KONSUMEN

 

LATAR BELAKANG MASALAH
Jenama gedung Giant ditubuhkan oleh keluarga Teng sebagai sebuah kedai runcit kecil dalam salah satu kawasan pinggir bandar di [[Kuala Lumpur]] pada tahun [[1944]]. Misinya ialah untuk menawarkan pelbagai produk pada harga yang serendah mampu. Oleh sebab reputasinya bertumbuh, begitu juga dengan perniagaannya.
[[Dairy Farm International Holdings]] yang membeli Giant pada tahun 1999, mengakui bahawa kunci kejayaan Giant sekian lama merupakan kebolehannya untuk terus menawarkan produk yang nilainya setimpal dengan harga. Ia mengekalkan prinsip teras ini sungguhpun ketika mengubah wajah Giant menjadi jenama kebangsaan dan antarabangsa.
Setelah usaha enam tahun yang merangkumi mereka bentuk gedungnya, pengenalan produk bukan makanan dalam pasar raya besar Giant, pelaksanaan piawaian runcit antarabangsa yang merangkumi keselamatan, kebersihan, latihan berstruktur, dan persekitaran beli-belah yang bertenaga serta juga fungsi pembelian berpusat dan peningkatan mutu operasi, Dairy Farm telah menjadikan Giant sebagai peneraju yang tidak tercabar dalam sektor peruncitan Malaysia.
Pada 1999, gedung Giant Hypermarket pertama dibuka di [[Shah Alam]], [[Selangor]]. Menjelang tahun [[2006]], syarikat ini telah mengembang untuk mengoperasi sejumlah 86 pasar raya besar/pasar raya di Malaysia dengan saiz cawangan dari pasar raya besar 350,000 kaki persegi di Shah Alam hingga pasar raya 11,000 kaki persegi di [[Bangsar]], Kuala Lumpur. Rangkaian ini juga meliputi 6 gedung di selatan Malaysia iaitu [[Singapura]]. Pasar raya besar Giant menawarkan selingkungan luas barangan tempatan, seperti buah-buahan, sayur-sayuran dan hasil laut yang segar dalam persekitaran pasar basah.Cawangannya yang baru pula dibuka di Bandaraya Kuala Terengganu,Terengganu pada 2008 yang terletak di hadapan 'Bukit Hollywood' Kuala Terengganu iaitu Bukit Besar.

Tujuan Masalah :
1.   Ketika konsumen masuk ke dalam toko yang serba ada, pembeli boleh memilih sesuka hati.
2.   Karena setiap jenis barang yang dijajakan sudah tertempel dengan lebel harga pas dan relatif murah.
3.   Cara ini bisa banyak menghemat tenaga kerja karena tidak perlu tawar menawar lagi dengan pembeli.
4.   Semua barang sudah terpajang di atas rak-rak, konsumen tinggal pilih sendiri, setelah pembeli puas dan mendapatkan barang-barang yang diinginkan sesuai selera, baru membayar pada saat dia keluar pintu kasir. Pola dagang eceran untuk jenis makanan semacam ini baru pertama kali di indonesia pada waktu itu.

Hipotesis Variabel tentang Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Giant Hypermart (merode riset)

          Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Hubungan antar variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel giant hypermart  adalah signifikan.
H2: Variabel lokasi, promosi, harga, kelengkapan produk, dan pelayanan mampu membentuk kepuasan konsumen.


1.                      PENGEMBANGAN HIPOTESIS

JURNAL 1

Berdasarkan analisa dan pembahasan dengan metode Skala Likert yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden menyatakan puas. Denagn demikina pihak manajemen telah berhasil membuat para konsumen tertarik untuk berbelanja di Carrefour Hypermarket Bintaro sektor 7. Hal ini dapat dilihat dari dimensi-dimensi pelayanan yang mempengaruhi konsumen untuk berbelanja di carrefour Hypermarket Bintaro Sektor 7 baik dari dimensi keandalan, dimensi keresponsifan, dimensi keyakinan, dimensi empati dan dimensi berwujud. Secara keseluruhan konsumen merasa puas, dengan rata-rata nilai 342.35, dimana nilai tersebut dikategorikan baik dengan kelas interval (340-419).
Sedangkan hasil Uji Chi Square diperoleh hasil yang sama, yaitu konsumen merasa puas. Ini terlihat pada Chi Square Hitung > Chi Square tabel (53,375 > 26,2962) dan nilai Asytotic Significance yaitu 0,000 atau probabilitas kurang dari dari 0,05. Artinya hipotesa awal (Ho) ditolak atau konsumen merasa puas terhadap pelayanan Carrefour Hypermarke Bintaro Sektor 7.




JURNAL 2
Berdasarkan analisa dan pembahasan yang dilakukan terhadap 100 orang responden, dengan metode skala likert responden menyatakan puas. Ini berarti Giant Hypermarket Cimanggis telah berhasil memberikan layanan yang terbaik atau yang memuaskan kepada para konsumennya, baik dari dimensi keandalan (reliability expectations), dimensi keresposifan (responsiveness expectations), dimensi keyakinan (assurance expectations), dimensi empati (emphaty expectations) dan dimensi berwujud (tangible expectations) secara keseluruhan konsumen merasa puas, dengan rata-rata nilai 342,35, dimana nilai tersebut dikategorikan Baik dengan kelas interval (340-419).
Sedangkan hasil uji Chi Square diperoleh hasil yang tidak berbeda yaitu konsumen merasa puas. Ini terlihat pada Chi Square Hitung > Chi Square Tabel (53,375>26,2962) dan nilai Asymtotic Significance yaitu 0,0000 atau probabilitas kurang dari 0,05 artinya hipotesa awal (Ho) ditolak, atau konsumen merasa puas terhadap pelayanan Giant Hypermarket Cimanggis dapat diterima.


JURNAL 3

Metode 
   Berdasarkan analisa dan pembahasan yang dilakukan terhadap Penulis menggunakan metode pengambilan populasi dan sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik sampel random yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi. Mengingat besarnya populasi, maka dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebesar 100 orang konsumen pada ritel hipermarket di Depok.

1. Analisis Korelasi Antar Variabel
Untuk melihat apakah ada hubungan antar variabel pembentuk kepuasan
konsumen pada ritel hipermarket di Depok dan memudahkan membuat hipotesis,
maka dilakukan dengan menggunakan Korelasi Pearson. Dengan melihat hasil analisis Pearson dengan membuat hipotesis dan pengambilan keputusan dari tiap–tiap korelasi menunjukkan bahwa hubungan korelasi antar komponen pembentuk kepuasan konsumen sangat dekat.

2.AnalisisFaktor
Komponen daya tanggap merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.

1.      METODELOGI

JURNAL 1

1.      Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen Carrefour Hypermarket Bintaro Sektor 7.

2.      Data / Variabel
Data yang dikumpulkan dalam penelitian  ini adalah data primer yang dapat dari konsumen  melalui kuisioner. Kuisioner terbagi atas 50 pertanyaan mengenai kualitas pelayanan Carrefour Hypermarket Bintaro Sektor 7 dengan mengambil sampel sebanyak 100 responden.

3.      Metode Pengumpulan Data / Variabel
Dalam pengumpulan data penulis menggunaka metode kuisioner. Yaitu metode pengukuran yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap keseluruhan pelayanan yang diterima. Pernyataan-pernyataan tersebut diukur dengan 5 point skala Likert dengan tingkatan dari “Sangat Tidak Puas” sampai dengan “Sangat Puas”.

JURNAL 2

1.      Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen Giant Hypermarket Cimanggis.

2.      Data / Variabel
Data yang dikumpulkan dalam penelitian  ini adalah data primer yang dapat dari konsumen  melalui kuisioner. Kuisioner terbagi atas 20 pertanyaan mengenai kualitas pelayanan Giant Hypermarket yang ditujukan kepada responden.

3.      Metode Pengumpulan Data / Variabel
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode kuisioner yaitu metode pengukuran yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk menegtahui persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas pelayanan yang diterima. Pertanyaa-pertanyaan tersebut diukur dengan 5 point skala likert dengan tingkatan dari “Sangat Puas sampai dengan “Sangat Tidak Puas”.

JURNAL 3

1.      Objek penelitian
Yang menjadi objek penelitian dalam penulisan ini adalah konsumen yang datang untuk berbelanja di Indomaret Terwaralaba Sekar Narewari Cibubur.

2.      Data / Variabel
Data yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, antara lain :

a.      Data Primer
Data yang diperoleh dari perusahaan secara langsung dengan cara observasi dan wawancara langsung dengan pegawai toko dari minimarket tersebut dan penyebaran kuisioner yang diberikan kepada 50 konsumen yang datang berbelanja.
b.      Data  Sekunder
Data sekunder didapatkan secara tidak langsung melalui studi pustaka dimana pengambilan data ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang mendukung penulisan ini yang tidak diperoleh dari perusahaan.

3.      Metode Pengumpulan Data / Variabel
Penulis menggunakan tiga cara pengumpulan data yang dibutuhkan untuk penulisan ini :

a.      Observasi yaitu mengadakan secara langsung aktivitas kegiatan perusahaan.
b.      Wawancara yaitu dengan cara mendatangkan dan mewawancarai langsung pihak perusahaan yang bersangkutan, yaitu Bpk. Suparman selaku MD di Indomaret Terwaralaba Sekar Nareswari Cibubur.
c.       Kuisioner yaitu data yang didapat berdasarkan dari sebaran daftar pertanyaan yang diberikan kepada 50 responden, yaitu para konsumen yang berbelanja pada Indomaret Terwaralaba Sekar Nareswari Cibubur.

4.      Alat Analisis Yang Digunakan
Adapun cara yang penulis gunakan untuk menganalsis data yaitu dengan menggunakan Skala Likert dan Metode Chi Square.