Kamis, 02 Januari 2014

Etika Bisnis


Nama : Melati Puji Lestari
Npm   : 14210336
Kelas  : 4EA18


BAGAIMANA CARA MEMASUKI PASAR INTERNASIONAL

A.Cara memasuki pasar internasional
Permulaan mengekspor bagi kebanyakan bisnis yang kecil dan perusahaan non dagang terdiri dari penerimaan pesanan yang tidak di cari dari suatu pelanggan di luar negeri. Dari permulaan yang nyata-nyata kecil seperti itu dapat dibangun kerajaan. Sebagai contoh, ekspor Toyota ke Eropa di mulai sejak tahun lima puluhan atas prakarsa seorang pengecer mobil Denmark yang pergi ke Jepang untuk membeli beberapa kendaraan sebagai percobaan.akan mendapatkan suatu bagian
Pada waktu pesanan yang tidak dicari jumlahnya meningkat, perusahaan yang bersangkutan akan mendapatkan suatu bagian ekspor yang menuntut perhatian yang  makin besar dari manajemen. Karena ekspor menjadi suatu bagian integral dari bisnis, tentu saja kecendrungan untuk tetap duduk dan menunggu pesanan menjadi berkurang. Perusahaan mulai berpikir tentang menggali pasar luar negeri secara aktif.
Langkah pertama dalam proses ini biasanya adalah cukup tentative. Perusahaan dapat mengupah seseorang “manajer ekspor”  untuk mengurus pekerjaan tata usaha, menambah staf bila pekerjaan bertambah misalnya, apabila penjualan ekspor tumbuh, dan barang kali pada suatu waktu mengembangkan suatu divisi penjualan ekspor sepenuhnya. Tetapi; biasanya proses ini memerlukan beberapa tahun. Selama tahun-tahun itu, kelompok yang mengekspor dari bisnis harus melakukan banyak urusan seperti misalnya pengiriman, dokumentasi, keuangan, dan melayani agen penjualan di luar negeri.
Satu tempat yang jelas untuk mencari penjualan lebih lanju adalah di Negara yang sudah menempatkan pesanan. Mungkin saja ada pelanggan lain dengan kebutuhan serupa dan secara relative akan lebih mudah untuk menjual kepada mereka, dengan mempertimbangan kenyataan bahwa saluran distribusi telah terselenggara. Bila tidak, eksportir yang bersangkutan harus mencari Negara yang serupa dengan yang sudah ada dalam berkas perusahaan , khususnya Negara yang berdekatan dengan pangkalan operasi utama perusahaan, Negara sendiri. Keserupaan berdasarkan persyaratan produk dan selera dikaitkan dengan biaya transper biasanya lebih rendah telah membuat pendekatan “budaya” dan psikologik ini salah satu dari faktor kunci di dalam menerangkan bagaimana perusahaan memilih pasar ekspor.
Untuk penilaian potensi pasar di Negara calon ini , biasanya ada beberapa sumber yang berguna. Di Amerika Serikat, barangkali cara yang paling tepat dan paling murah bagi perusahaan yang tidak berpengalaman untuk mulai adalah mulai spesialis perdagangan ekspor di kantor wilayah departemin perdagangan yang terdekat.spisialis ini akan dapat menentukan apakah produk serupa sudah diekspor ke Negara mana oleh siapa, dan dalam jumlah berapa? Negara lain dapat diselidiki dengan pertolongan global market survey dan country market surveys yang dipergunakan kantor itu.
Negara yang sudah dikenali dapat dipelajari secara lebih rinci melalui overseas business reports, yang menyediakan data latar belakang dasar mengenai setiap Negara spisefik. Penerbitan ini mencakup keadaan ekonomi, pengaturan perdagangan, faktor pasar, dan perdagangan dengan berbagai Negara. Kantor wilayah itu juga dapat menunjukan alamat para distributor yang potensial, dan dengan suatu biaya nominal akan menyediakan suatu penelitian computer melintas berbagai Negara, daerah produk, dan jenis petunjuk, seperti undangan untuk tender, agen dan distributor, dan sebagainya.
Kebanyakan Negara mempunyai beberapa sistem informasi dengan sifat serupa yang disponsori oleh pemerintah atau asosiasi perdagangan. Kalau tidak, konsulat dari Negara yang bersangkutan dapat berguna dalam menyelenggarakan kontrak permulaan. Untuk para eksportir ke Jepang, organisasi perdagangan luar negeri Jepang japan external trade organization, JETRO menyelenggarakan kantor di banyak Negara di seluruh dunia dan dapat menyediakan informasi yang cukup spesifik atas dasar produk mengenai persyaratan di pasar Jepang.
B. Penawaran Harga
Menjadi perhatian langsung dari calon eksportif, meskipun yang masuk adalah pesanan yang tidak yang dicari, adalah masalah menawarkan harga yang ‘benar’ Persoalannya adalah bukan harga optimal semakin besar – biasanya perusahaan menginginkan untuk menutup resiko tambahan dengan  menetapkan harga sedikit lebih tinggi ddari pasar domestik, atau bila tidak , bila pasar luar negeri dianggap merupakan potensi masa depan yang besar. Suatu garga “penetrasi” yang lebih rendah mungkin adalah yang paling tepat, masalahnya rupanya adalah bahwa dalam menawarkan harga, eskalasi harga yang disebabkan oleh tarif, biaya, dan transportasi perlu dipertimbangkan.
Pemecahan yang paling sederhana dan paling kurang efektif adalah menawarkan harga free on bord (FOB) factory, yang berarti bahwa pelanggan  harus membayar semua biaya skali produk yang bersangkutan telah meninggalkan pabrik. Satu perluasan kecil adalah FOB kapal, yang dalam hal ini pabrikan memuat produk pada alat transport yang cocok (kerita api, kapal, truk, dan lain sebagainya) dan pelanggan membayar semua biaya selebihnya. Penawaran yang serupa adalah sampai di sampan (free along side, FAS) pelabuhan pengeluaran, yang dalam hal ini produk diberi harga penyerahan pada pelanggan di dermaga.
Penawaran yang lebih berorientasikan pemasaran adalah biaya, asuransi, dan angkutan (CIF), yang dalam hal ini penjual mengambil tanggung jawab atas tiga unsur biaya sampai suatu pelabuhan luar negeri yang ditunjuk, mungkin saja gudang pelanggan sendiri. Ketersangkutan yang lebih sedikit dinyatakan dengan C&F, dengan asuransi yang dibayar oleh pembeli.
Banyak variasi yang mungkin dari prosedur penawaran ini. Pertanyaan utama yang harus tetap diingat adalah derajat yang dikenakan untuk membagi resiko dan biaya diantar penjual dan pembeli. Para eksportir yang berhasil telah mempelajari bahwa biasanya adalah lebih baik untuk menawarkan harga yang lebih tinggi yang meliputi faktor CIF ini, dan bukannya memindahkan beban itu ke pembeli. Pembaca harus mengingat konsep dari KSP dan penurunan biaya tarnsaksi di sni. Dengan pengalaman yang bertambah dalam mengekspor, akan lebih efesien bagi penjual untuk menawarkan CIF dan bukannya FOB, dan hal ini juga memberikan arti pemasaran yang baik.
C.Pembayaran
Pada dasarnya terdapat lima metode pembayaran: tunai di muka, rekening terbuka, konsinyasi, leter of kredit, da tagihan dokominter.
Tunai dimuka adalah suatu pilihan yang memberikan beban yang berat pada pembeli dan harus dipergunakan hanya bila pesanan  sudah terisi dan bisnis ekspor dinilai relative idak pening bagi penjual.
Suatu rekening terbuka adalah lawan dari tunai di muka disini penjual menanggung semua resiko,dan pilihan ini harus dipergunakan hanya bila kedudukan kredit dari pembeli adalah tinggi, jenis pembayar ini dapat diterapkan terutama dengan hubungan yang berlansung lama dan dalam hal pelanggan adalah sesuai perusahaan yang besar dan mapan.
Konsinyasi mengacu kepada hal bahwa pembayaran hanya dilakukan bila barang telah terjual oleh pembeli. Metode ini terutama dapat diterapkan bila penjual berminat dalam menguji suatu pasar baru dan berhasrat untuk mempunyai satu distributor bagi produk itu. Hal ini biasanya merupakan suatu pilihan yang sementara, yang akan dirundingkan kembali pada waktu dimungkinkan adanya penilaian yang lebih tepat atas potensi pasar.
Pilihan pembayaran yang paling lazim dalam mengekspor adalah letter of credit dan tagihan dukomenter. Di sini pembayaran dilakukan bergantung pada keadaan penrimaan barang yang telah ditetapkan oleh pembeli. Letter of credit dierbitkan oleh bank pembeli, yang berjanji untuk membayar kepada penjual pada waktu ketentuan tertentu telah dipenuhi. Tagihan dukomenter lebih sederhana dan lebih murah, dan bank menyetujui untuk membayar kepada penjual atas penunjukan tagihan itu (melalui hubungan bank penjual itu sendiri) atau setelah suatu tanggal tertentu (sight draft terhadap time draft, berturut-turut).
Letter of credit (LC) mengikuti arah yang agak ruet melalui lembaga yang memberi kemudahan. Sebuah contoh diberikan dalam gambar 4-1. setelah persetujuan mula mengenai penjualan, penjual mengirimkan sebuah dukomen (biasanya sebuah faktur) ke pembeli (seoul furniture Co.). pada penerimaan, pembeli menghubungi sebuah bank Korea Selatan dan, sebuah LC ( dikonfirmasi oleh bank penjual) dikirimkan kepada penjual (East Coast Manufacturing). Setelah menerima LC ini, penjual mengatur pengiriman barang yang bersangkutan dan menarik surat muat . dalam kasus ini LC menetapkan pembayaran setelah 90 hari, tetapi penjual mempunyai pilihan untuk mendiskon LC untuk mendapatkan uang segera disuatu bank lain (Canadian Commonwealth). Bank ini meminta pembayaran dari Seoul Bank atas dasar LC dan dokumen pengapalan. Akhirnya bank korea itu akan dibayar oleh pembeli pada waktu jatuh tempo ( setelah periodi 90 hari).
Variasi atas skema ini adalah mungkin. Misalnya, bagi LC adalah lzim untuk menetapkan pembayaran hanya setelah pembeli menerima barang dagangan yang di pesan dalam keadaan baik. Prinsip dasarnya agak mendekati contoh dalam Gambar 4-1.
D. Pendanaan
Disebabkan karena kesulitan bagi banyak pembeli dalam membayar tunai di muka dan banyaknya resiko yang tersangkut dalam melakukannya, masalah pendanaan suatu transaksi penjualan sering kali menjadi penting dalam operasi eksport. Pengaturan LC hanyalah sebuah contoh dari bagaimana sebuah bank dapat membantu membiyai suatu pembelian ( contoh yang diberikan dalam Gambar 4-1 menunjukkan bagaimana Bank Seoul dalam kenyataannya telah memberikan suatu pinjaman 90 hari kepada pembeli ). Di kebanyakan Negara bank merupakan sumber utama untuk pendanaan perdagangan, sering kali untuk periode yang lebih lama dari 90 hari, tetapi biasanya terdapat sumber lain.
Bantuan pemerintah merupakan satu sumber pendanaan. Di kebanyakan negara trsedia dana pemerintah dalam salah satu bentuk atau lainnya untuk pendanaan eksport. Di Amerika Serikat, the exsport-import bank merupakan sebuah lembaga pemerintah yang tidak hanya menawarkan pinjaman langsung untuk proyek besar dan penjualan peralatan yang memerlukan pendanaan jangka panjang ( lewat 5 tahun ) seperti misalnya pesawat terbang komersial dan pusat pembangkit listrik tetapi juga menyediakan garansi jangka madya (181 hari sampai 5  tahun) dan garansi jangka panjang untuk pendanaan bank komersial.
E. Prosedur Pengiriman
Dalam Pengiriman barang dipasar internasional ada prosedur-prosedur yang harus diperhatikan.
1.     Periksa kelengkapan surat menyurat
Dalam pengiriman barang harus memiliki surat tanda bukti barang agar proses perdagngan bersifat legal.
2.     Periksa kelengkapan barang dan standar mutu barang
Tujuan dari pemeriksaan Kelengkapan dan mutu adalah agar barang yang nantiya akan dikirim tidak mengalami masalah dalam proses pengiriman. mutu barang juga harus mempunyai standar mutu keamanan barang agar tidak merugikan pihak lain.
3.     Melengkapi surat izin pengiriman barang.
Maksudnya adalah agar dalam proses pengiriman barang kita memperoleh izin yang sah.
4.     Melengkapi pembayaran bea masuk.
Di sini bea masuk berperan sebagai penambah devisa negara sehingga negara mendapat keuntungan dari proses perdagangan internasional yang telah dilaksanakan.

KESIMPULAN.
Dalam memasuki pasar internasional kita mengenal ekspor dan impor perdagangan. Semua berada dalam lingkup pasar inasional, sehingga kita harus mengerti cara memesuki pasar internasional.ada beberapa aspek yang harus kita ketahui dalam mengetahui pasar internasional:
1.     Memnemukan Pasar Luar negri
2.     Penawaran harga
3.     Pembayaran
4.     Pendanaan
5.     Prosedur Pengiriman
Dalam keempat aspek tersebut kita dapat mengetahui teknis-teknis dalam pasar internasional.
Dalam arti perdagangan secara khusus mempunyai impliksi yang sangat fundamental, yaitu bahwa perdagangan hanya akan terjadi apabila paling tidak ada satu pihak yang memperoleh keuuntungan / manfaat dan tidak ada pihak lain yang merasa dirugikan. Ini selanjutnya berarti bahwa perdagangan, bila terjadi, adalah sesuatu yang selalu baik.Bahkan kalau kita mengikuti kaum klasik dan neoklasik kita bisa menarik imfplikasi lebih lanjut, yaitu bahwa perdagangan bebas atau pertukaran bebas atau free trade akan memberikan manfaat tambahan yang maksimal.
SUMBER
1997. Manajemen Pemasaran Global. Jakarta: Perihalindo.
Gugup Kismono., Bisnis Pengantar, Cet 1, BPFE-Yogyakarta, 2001.
Basu Swastha, Dr., SE., MBA., Ibnu Sukotjo W., SE., Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern), Liberty, Yogyakarta, 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar