Nama : Melati Puji Lestari
Npm : 14210336
Kelas : 4EA18
BAGAIMANA
CARA MEMASUKI PASAR INTERNASIONAL
A.Cara
memasuki pasar internasional
Permulaan
mengekspor bagi kebanyakan bisnis yang kecil dan perusahaan non dagang terdiri
dari penerimaan pesanan yang tidak di cari dari suatu pelanggan di luar negeri.
Dari permulaan yang nyata-nyata kecil seperti itu dapat dibangun kerajaan.
Sebagai contoh, ekspor Toyota ke Eropa di mulai sejak tahun lima puluhan atas
prakarsa seorang pengecer mobil Denmark yang pergi ke Jepang untuk membeli
beberapa kendaraan sebagai percobaan.akan mendapatkan suatu bagian
Pada
waktu pesanan yang tidak dicari jumlahnya meningkat, perusahaan yang
bersangkutan akan mendapatkan suatu bagian ekspor yang menuntut perhatian
yang makin besar dari manajemen. Karena ekspor menjadi suatu bagian
integral dari bisnis, tentu saja kecendrungan untuk tetap duduk dan menunggu
pesanan menjadi berkurang. Perusahaan mulai berpikir tentang menggali pasar
luar negeri secara aktif.
Langkah
pertama dalam proses ini biasanya adalah cukup tentative. Perusahaan dapat
mengupah seseorang “manajer ekspor” untuk mengurus pekerjaan tata usaha,
menambah staf bila pekerjaan bertambah misalnya, apabila penjualan ekspor
tumbuh, dan barang kali pada suatu waktu mengembangkan suatu divisi penjualan
ekspor sepenuhnya. Tetapi; biasanya proses ini memerlukan beberapa tahun.
Selama tahun-tahun itu, kelompok yang mengekspor dari bisnis harus melakukan
banyak urusan seperti misalnya pengiriman, dokumentasi, keuangan, dan melayani
agen penjualan di luar negeri.
Satu
tempat yang jelas untuk mencari penjualan lebih lanju adalah di Negara yang
sudah menempatkan pesanan. Mungkin saja ada pelanggan lain dengan kebutuhan
serupa dan secara relative akan lebih mudah untuk menjual kepada mereka, dengan
mempertimbangan kenyataan bahwa saluran distribusi telah terselenggara. Bila
tidak, eksportir yang bersangkutan harus mencari Negara yang serupa dengan yang
sudah ada dalam berkas perusahaan , khususnya Negara yang berdekatan dengan
pangkalan operasi utama perusahaan, Negara sendiri. Keserupaan berdasarkan
persyaratan produk dan selera dikaitkan dengan biaya transper biasanya lebih
rendah telah membuat pendekatan “budaya” dan psikologik ini salah satu dari
faktor kunci di dalam menerangkan bagaimana perusahaan memilih pasar ekspor.
Untuk
penilaian potensi pasar di Negara calon ini , biasanya ada beberapa sumber yang
berguna. Di Amerika Serikat, barangkali cara yang paling tepat dan paling murah
bagi perusahaan yang tidak berpengalaman untuk mulai adalah mulai spesialis
perdagangan ekspor di kantor wilayah departemin perdagangan yang
terdekat.spisialis ini akan dapat menentukan apakah produk serupa sudah
diekspor ke Negara mana oleh siapa, dan dalam jumlah berapa? Negara lain dapat
diselidiki dengan pertolongan global market survey dan country market surveys
yang dipergunakan kantor itu.
Negara
yang sudah dikenali dapat dipelajari secara lebih rinci melalui overseas
business reports, yang menyediakan data latar belakang dasar mengenai setiap
Negara spisefik. Penerbitan ini mencakup keadaan ekonomi, pengaturan
perdagangan, faktor pasar, dan perdagangan dengan berbagai Negara. Kantor
wilayah itu juga dapat menunjukan alamat para distributor yang potensial, dan
dengan suatu biaya nominal akan menyediakan suatu penelitian computer melintas
berbagai Negara, daerah produk, dan jenis petunjuk, seperti undangan untuk
tender, agen dan distributor, dan sebagainya.
Kebanyakan
Negara mempunyai beberapa sistem informasi dengan sifat serupa yang disponsori
oleh pemerintah atau asosiasi perdagangan. Kalau tidak, konsulat dari Negara
yang bersangkutan dapat berguna dalam menyelenggarakan kontrak permulaan. Untuk
para eksportir ke Jepang, organisasi perdagangan luar negeri Jepang japan
external trade organization, JETRO menyelenggarakan kantor di banyak Negara di
seluruh dunia dan dapat menyediakan informasi yang cukup spesifik atas dasar
produk mengenai persyaratan di pasar Jepang.
B.
Penawaran Harga
Menjadi
perhatian langsung dari calon eksportif, meskipun yang masuk adalah pesanan yang
tidak yang dicari, adalah masalah menawarkan harga yang ‘benar’ Persoalannya
adalah bukan harga optimal semakin besar – biasanya perusahaan menginginkan
untuk menutup resiko tambahan dengan menetapkan harga sedikit lebih
tinggi ddari pasar domestik, atau bila tidak , bila pasar luar negeri dianggap
merupakan potensi masa depan yang besar. Suatu garga “penetrasi” yang lebih
rendah mungkin adalah yang paling tepat, masalahnya rupanya adalah bahwa dalam
menawarkan harga, eskalasi harga yang disebabkan oleh tarif, biaya, dan
transportasi perlu dipertimbangkan.
Pemecahan
yang paling sederhana dan paling kurang efektif adalah menawarkan harga free on
bord (FOB) factory, yang berarti bahwa pelanggan harus membayar semua
biaya skali produk yang bersangkutan telah meninggalkan pabrik. Satu perluasan
kecil adalah FOB kapal, yang dalam hal ini pabrikan memuat produk pada alat
transport yang cocok (kerita api, kapal, truk, dan lain sebagainya) dan
pelanggan membayar semua biaya selebihnya. Penawaran yang serupa adalah sampai
di sampan (free along side, FAS) pelabuhan pengeluaran, yang dalam hal ini
produk diberi harga penyerahan pada pelanggan di dermaga.
Penawaran
yang lebih berorientasikan pemasaran adalah biaya, asuransi, dan angkutan
(CIF), yang dalam hal ini penjual mengambil tanggung jawab atas tiga unsur
biaya sampai suatu pelabuhan luar negeri yang ditunjuk, mungkin saja gudang
pelanggan sendiri. Ketersangkutan yang lebih sedikit dinyatakan dengan C&F,
dengan asuransi yang dibayar oleh pembeli.
Banyak
variasi yang mungkin dari prosedur penawaran ini. Pertanyaan utama yang harus
tetap diingat adalah derajat yang dikenakan untuk membagi resiko dan biaya
diantar penjual dan pembeli. Para eksportir yang berhasil telah mempelajari
bahwa biasanya adalah lebih baik untuk menawarkan harga yang lebih tinggi yang
meliputi faktor CIF ini, dan bukannya memindahkan beban itu ke pembeli. Pembaca
harus mengingat konsep dari KSP dan penurunan biaya tarnsaksi di sni. Dengan
pengalaman yang bertambah dalam mengekspor, akan lebih efesien bagi penjual
untuk menawarkan CIF dan bukannya FOB, dan hal ini juga memberikan arti
pemasaran yang baik.
C.Pembayaran
Pada
dasarnya terdapat lima metode pembayaran: tunai di muka, rekening terbuka,
konsinyasi, leter of kredit, da tagihan dokominter.
Tunai
dimuka adalah suatu pilihan yang memberikan beban yang berat pada pembeli dan
harus dipergunakan hanya bila pesanan sudah terisi dan bisnis ekspor
dinilai relative idak pening bagi penjual.
Suatu
rekening terbuka adalah lawan dari tunai di muka disini penjual menanggung
semua resiko,dan pilihan ini harus dipergunakan hanya bila kedudukan kredit
dari pembeli adalah tinggi, jenis pembayar ini dapat diterapkan terutama dengan
hubungan yang berlansung lama dan dalam hal pelanggan adalah sesuai perusahaan
yang besar dan mapan.
Konsinyasi
mengacu kepada hal bahwa pembayaran hanya dilakukan bila barang telah terjual
oleh pembeli. Metode ini terutama dapat diterapkan bila penjual berminat dalam
menguji suatu pasar baru dan berhasrat untuk mempunyai satu distributor bagi
produk itu. Hal ini biasanya merupakan suatu pilihan yang sementara, yang akan
dirundingkan kembali pada waktu dimungkinkan adanya penilaian yang lebih tepat
atas potensi pasar.
Pilihan
pembayaran yang paling lazim dalam mengekspor adalah letter of credit dan
tagihan dukomenter. Di sini pembayaran dilakukan bergantung pada keadaan
penrimaan barang yang telah ditetapkan oleh pembeli. Letter of credit
dierbitkan oleh bank pembeli, yang berjanji untuk membayar kepada penjual pada
waktu ketentuan tertentu telah dipenuhi. Tagihan dukomenter lebih sederhana dan
lebih murah, dan bank menyetujui untuk membayar kepada penjual atas penunjukan
tagihan itu (melalui hubungan bank penjual itu sendiri) atau setelah suatu
tanggal tertentu (sight draft terhadap time draft, berturut-turut).
Letter
of credit (LC) mengikuti arah yang agak ruet melalui lembaga yang memberi
kemudahan. Sebuah contoh diberikan dalam gambar 4-1. setelah persetujuan mula
mengenai penjualan, penjual mengirimkan sebuah dukomen (biasanya sebuah faktur)
ke pembeli (seoul furniture Co.). pada penerimaan, pembeli menghubungi sebuah
bank Korea Selatan dan, sebuah LC ( dikonfirmasi oleh bank penjual) dikirimkan
kepada penjual (East Coast Manufacturing). Setelah menerima LC ini, penjual
mengatur pengiriman barang yang bersangkutan dan menarik surat muat . dalam
kasus ini LC menetapkan pembayaran setelah 90 hari, tetapi penjual mempunyai
pilihan untuk mendiskon LC untuk mendapatkan uang segera disuatu bank lain
(Canadian Commonwealth). Bank ini meminta pembayaran dari Seoul Bank atas dasar
LC dan dokumen pengapalan. Akhirnya bank korea itu akan dibayar oleh pembeli
pada waktu jatuh tempo ( setelah periodi 90 hari).
Variasi
atas skema ini adalah mungkin. Misalnya, bagi LC adalah lzim untuk menetapkan
pembayaran hanya setelah pembeli menerima barang dagangan yang di pesan dalam
keadaan baik. Prinsip dasarnya agak mendekati contoh dalam Gambar 4-1.
D.
Pendanaan
Disebabkan
karena kesulitan bagi banyak pembeli dalam membayar tunai di muka dan banyaknya
resiko yang tersangkut dalam melakukannya, masalah pendanaan suatu transaksi
penjualan sering kali menjadi penting dalam operasi eksport. Pengaturan LC
hanyalah sebuah contoh dari bagaimana sebuah bank dapat membantu membiyai suatu
pembelian ( contoh yang diberikan dalam Gambar 4-1 menunjukkan bagaimana Bank
Seoul dalam kenyataannya telah memberikan suatu pinjaman 90 hari kepada pembeli
). Di kebanyakan Negara bank merupakan sumber utama untuk pendanaan
perdagangan, sering kali untuk periode yang lebih lama dari 90 hari, tetapi
biasanya terdapat sumber lain.
Bantuan
pemerintah merupakan satu sumber pendanaan. Di kebanyakan negara trsedia dana
pemerintah dalam salah satu bentuk atau lainnya untuk pendanaan eksport. Di
Amerika Serikat, the exsport-import bank merupakan sebuah lembaga pemerintah
yang tidak hanya menawarkan pinjaman langsung untuk proyek besar dan penjualan
peralatan yang memerlukan pendanaan jangka panjang ( lewat 5 tahun ) seperti
misalnya pesawat terbang komersial dan pusat pembangkit listrik tetapi juga
menyediakan garansi jangka madya (181 hari sampai 5 tahun) dan garansi
jangka panjang untuk pendanaan bank komersial.
E.
Prosedur Pengiriman
Dalam
Pengiriman barang dipasar internasional ada prosedur-prosedur yang harus
diperhatikan.
1.
Periksa kelengkapan surat menyurat
Dalam
pengiriman barang harus memiliki surat tanda bukti barang agar proses
perdagngan bersifat legal.
2.
Periksa kelengkapan barang dan
standar mutu barang
Tujuan
dari pemeriksaan Kelengkapan dan mutu adalah agar barang yang nantiya akan
dikirim tidak mengalami masalah dalam proses pengiriman. mutu barang juga harus
mempunyai standar mutu keamanan barang agar tidak merugikan pihak lain.
3.
Melengkapi surat izin pengiriman
barang.
Maksudnya
adalah agar dalam proses pengiriman barang kita memperoleh izin yang sah.
4.
Melengkapi pembayaran bea masuk.
Di
sini bea masuk berperan sebagai penambah devisa negara sehingga negara mendapat
keuntungan dari proses perdagangan internasional yang telah dilaksanakan.
KESIMPULAN.
Dalam
memasuki pasar internasional kita mengenal ekspor dan impor perdagangan. Semua
berada dalam lingkup pasar inasional, sehingga kita harus mengerti cara
memesuki pasar internasional.ada beberapa aspek yang harus kita ketahui dalam
mengetahui pasar internasional:
1.
Memnemukan Pasar Luar negri
2.
Penawaran harga
3.
Pembayaran
4.
Pendanaan
5.
Prosedur Pengiriman
Dalam
keempat aspek tersebut kita dapat mengetahui teknis-teknis dalam pasar
internasional.
Dalam
arti perdagangan secara khusus mempunyai impliksi yang sangat fundamental,
yaitu bahwa perdagangan hanya akan terjadi apabila paling tidak ada satu pihak
yang memperoleh keuuntungan / manfaat dan tidak ada pihak lain yang merasa
dirugikan. Ini selanjutnya berarti bahwa perdagangan, bila terjadi, adalah
sesuatu yang selalu baik.Bahkan kalau kita mengikuti kaum klasik dan neoklasik
kita bisa menarik imfplikasi lebih lanjut, yaitu bahwa perdagangan bebas atau
pertukaran bebas atau free trade akan memberikan manfaat tambahan yang
maksimal.
SUMBER
1997.
Manajemen Pemasaran Global. Jakarta: Perihalindo.
Gugup
Kismono., Bisnis Pengantar, Cet 1, BPFE-Yogyakarta, 2001.
Basu
Swastha, Dr., SE., MBA., Ibnu Sukotjo W., SE., Pengantar Bisnis Modern
(Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern), Liberty, Yogyakarta, 1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar