Analisis Variabel Pembentuk
Kepuasan Konsumen Pada Ritel Hipermarket
Analisis
Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel Hipermarket di Depok
2. Pengarang Raudhah Maria Ulfah
3. Tahun 2008
Latar
belakang masalah
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
mengalami perkembangan dan kemajuan cukup pesat. Sektor ritel dan pusat
perbelanjaan menunjukkan perkembangan signifikan serta memberikan kontribusi
positif dalam pemulihan ekonomi Indonesia. Pengusaha ritel bersaing dalam
memperoleh simpati konsumen diantaranya dengan meningkatkan pelayanan guna
mencapai kepuasan konsumen. Melihat banyaknya konsumen yang mempunyai
keinginan dan kebutuhan beraneka ragam saat ini, membuat peluang besar
bagi para pelaku bisnis untuk mendirikan tempat ritel modern di kota
Depok, bisa dilihat ritel modern baru di Depok, misalnya Hypermart, Giant,
Carrefour dan masih ada beberapa ritel modern yang lain.
4. Masalah
1.
Apakah kedua variabel tersebut memang mempunyai hubungan yang signifikan.
2 Jika terbukti hubungan (korelasi)
signifikan, kemudian dapat diketahui bagaimana arah hubungan antara
variabel dan seberapa kuat hubungan tersebut.
5. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel hipermarket di Depok dan
ingin mengetahui seberapa besar hubungan antar variabel pembentuk kepuasan
konsumen pada ritel hipermarket di Depok.
6.
Metodologi
Data
& Variabel
Penelitian
ini menggunakan data primer yang bersumber dari responden yang
diambil
melalui kuesioner yang disebarkan kepada konsumen hipermarket di Depok
pada
bulan Mei – Agustus 2008
Zeithaml
mengidentifikasi lima dimensi pokok dalam menentukan kualitas
jasa,
yaitu sebagai berikut :
1.
Keandalan (realibility), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai
dengan
janji yang ditawarkan.
2.
Daya tanggap (responsiveness), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam
membantu
konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang
meliputi
kesigapan dalam melayani konsumen, kecepatan menangani transaksi,
dan
penanganan keluhan-keluhan konsumen.
3.
Jaminan (assurance), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap
produk
secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam
memberi
pelayanan, ketrampilan dalam memberi informasi, kemampuan dalam
memberikan
keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan
kemampuan
dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.
Dimensi
kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi :
·
Kompetensi (Competence), yaitu ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki
oleh
para karyawan untuk melakukan pelayanan.
·
Kesopanan (Courtessy), yang meliputi keramahan, perhatian dan sikap para
karyawan.
·
Kredibilitas (Credibility), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
kepercayaan
kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan sebagainya.
4.
Empati (empathy), yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan
kepada
konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan,
kemampuan
karyawan untuk berkomunikasi dengan konsumen, dan usaha
perusahaan
untuk memahami keinginan dan kebutuhan konsumennya.
Dimensi
emphaty ini merupakan penggabungan dari dimensi :
·
Akses (Access), meliputi kemudahan memanfaatkan jasa yang ditawarkan
perusahaan.
·
Komunikasi (Communication), merupakan kemampuan melakukan
komunikasi
untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau
memperoleh
masukan dari konsumen.
·
Pemahaman pada konsumen (Understanding the Customer), meliputi usaha
perusahaan
untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan
konsumen.
5.
Bukti Fisik (Tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan
tata
letak ruangan dalam, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan
kenyamanan
ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan
karyawan.
(Umar, 2000:234-236).
Metode
Penulis
menggunakan metode pengambilan populasi dan sampel. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik sampel random yaitu pengambilan anggota sampel
dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada pada populasi. Mengingat besarnya populasi, maka dalam penelitian ini
peneliti mengambil sampel sebesar 100 orang konsumen pada ritel
hipermarket di Depok.
Model penelitian
Yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji validitas, uji
reabilitas, analisis korelasi, dan analisis faktor dengan alat analisis SPSS
versi 11. Uji validitas data berfungsi mengetahui derajat ketepatan data
dari hasil pengukuran sampel dengan konsep pengukuran. Uji
realibilitas adalah alat untuk mengetahui derajat kehandalan data dari
hasil pengukuran sampel yang berguna untuk melihat konsistensi pengukuran.
7.
Hasil
1.
Analisis Korelasi Antar Variabel
Untuk
melihat apakah ada hubungan antar variabel pembentuk kepuasan
konsumen
pada ritel hipermarket di Depok dan memudahkan membuat hipotesis,
maka
dilakukan dengan menggunakan Korelasi Pearson. Dengan melihat hasil
analisis Pearson dengan membuat hipotesis dan pengambilan keputusan dari
tiap–tiap korelasi menunjukkan bahwa hubungan korelasi antar komponen
pembentuk kepuasan konsumen sangat dekat.
2.AnalisisFaktor
Komponen daya tanggap merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
Komponen daya tanggap merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
8. Kesimpulan
Dari lima variabel yang telah diuji dan dianalisis dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Hubungan antar variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel hipermarket
di Depok adalah signifikan.
2. Variabel bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati mampu
membentuk komponen utama kepuasan konsumen.
3. Dari lima variabel yang paling dominan membentuk kepuasan konsumen pada
ritel hipermarket adalah variabel Daya Tanggap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar