Melati
Puji L
14210336/
3EA18
PROPOSAL
LATAR
BELAKANG
Sejalan
dengan perkembangan yang berlangsung di Indonesia saat ini dari tahun ke tahun
proses pemenuhan akan kebutuhan hidup terutama yang menyangkut mengenai
kebutuhan primer serta sekunder meningkat terus menerus. Hal ini menyebabkan
manusia yang berperan sebagai konsumen menginginkan proses pembelian
barang-barang kebutuhan sehari-hari agar tercipta lebih mudah, dimana pada saat
ini kita semua mengenalnya sebagai sebuah tempat belanja yang mudah dan
langsung.
Hal
tersebut di atas mendorong pengusaha-pengusaha untuk menanamkan modalnya
dibidang usaha retail serta memperluasnya. Dengan munculnya usaha-usaha retail
baru tersebut tentu dapat mempengaruhi pangsa pasar yang sudah ada. Untuk itu
maka perlu adanya peningkatan pelayanan terhadap konsumen serta pemulihan
strategi pelayanan yang tepat agar para konsumen yang telah dikuasai dapat
dipertahankan atau bisa menigkatkan konsumen yang sudah ada tersebut.
Dengan
adanya hal tersebut ternyata dapat dihadirkan oleh para pelaku bisnis usaha
retail yang menempatkan usaha-usaha retail tersebut yang telah kita kenal
dengan sebutan minimarket dalam sekala kecil dan supermarket hingga hypermarket
yang dalam pemenuhan kebutuhan yang lebih besar. Dalam hal ini peninjauan yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai minimarket.
MASALAH
DAN TUJUAN
Kualitas
pelayanan telah menjadi senjata paling jitu untuk berkompetisi yang digunakan
oleh pemimpin dalam perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin dalam
perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin perusahaan dagang dewasa ini
berusaha membuat kualitas pelayanan yang super sebagai upaya untuk mendapatkan
loyalitas konsumen.
Menurunnya
tingkat pelayanan sebagai akibat dari kegagalan dalam pelaksanaan pelayanan
yang akan menyebabkan menurunnya jumlah konsumen yang akan datang mengakibatkan
kerugian pada usaha tersebut.
Tujuan
memberikan pelayanan yang berkualitas bagi para konsumen yaitu menciptakan rasa
puas yang tercemin dari perilaku mereka untuk memilih layanan yang kita berikan
dan atau mempengaruhi mereka untuk kembali lagi diwaktu lain dan juga
merekomendasikan kepada kolega dan keluarganya. Jika hal itu terjadi, maka
dapat dikatakan bahwa mereka telah merasakan pelayanan yang berkualitas dan
menjadi loyal.
TEORI
Bisnis
ritel merupakan aktivitas bisnis yang melibatkan penjualan barang dan jasa
secara langsung kepada konsumen akhir. Pada perkembangannya, kini bisnis ritel
di Indonesia mulai bertransformasi dari bisnis ritel tradisional menuju bisnis
ritel modern. Perkembangan bisnis ritel modern di Indonesia sudah semakin
menjamur di hampir seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari
banyaknya toko retailer modern yang membuka cabang di berbagai wilayah di
Indonesia.
Perusahaan
ritel dapat dikategorikan berdasarkan ciri - ciri tertentu, antara lain :
§ Discount
stores, adalah toko pengecer yang menjual berbagai macam barang dengan
harga yang murah dan memberikan pelayanan yang minimum.
§ Speciality
stores, merupakan toko eceran yang menjual barang - barang jenis lini
produk tertentu saja yang bersifat spesifik.
§ Departemen
stores, adalah suatu toko eceran berskala besar yang pengelolaannya
dipisah dan dibagi menjadi bagian departemen - departemen yang menjual macam
barang yang berbeda - beda.
§ Convenience
stores, adalah toko pengecer yang menjual jenis item produk yang
terbatas, bertempat ditempat yang nyaman dan jam buka yang panjang.
§ Catalog
stores, merupakan suatu jenis toko yang banyak memberikan informasi
produk melalui media katalog yang dibagikan kepada para konsumen potensial.
§ Chain
stores, adalah toko pengecer yang memiliki lebih dari satu gerai dan
dimiliki oleh perusahaan yang sama.
§ Supermarket,
adalah toko eceran yang menjual berbagai macam produk makanan dan juga sejumlah
kecil produk non-makanan dengan sistem konsumen melayani dirinya sendiri
(swalayan).
§ Hypermarkets,
adalah toko eceran yang menjual jenis barang dalam jumlah yang sangat besar
atau lebih dari 50.000 item dan mencakup banyak jenis produk. Hypermarket
merupakan gabungan antara retailer toko diskon dengan hypermarket.
§ Minimarket, merupakan
adalah semacam toko kelontong yang menjual segala macam barang dan makanan,
namun tidak sebesar dan selengkap supermarket. Minimarket menerapkan sistem
swalayan.
Berikut daftar beberapa
perusahaan retail di Indonesia :
§ Matahari
Departemen Store, adalah sebuah jaringan toserba yang menjual baju dan
bahan pakaian lainnya. Matahari merupakan salah satu perusahaan ritel yang
terkenal di Indonesia. Disamping menjual baju dan bahan pakaian, matahari juga
menjual kosmetik, sepatu/sandal, makanan, peralatan dapur dll. Matahari
memiliki 79 jaringan di seluruh Indonesia.
§ Hypermart,
adalah perusahaan jenis hypermarket milik Matahari Group : pemilik matahari
departemen store. Hypermart memiliki 38 cabang di Indonesia.
§ Foodmart
Supermarket. Foodmart merupakan transformasi dari konsep Matahari
supermarket.
§ FoodMart
Express (Convenience Store).
§ Boston
Drugs Store. Toko retail yang menjual obat - obatan.
§ Times
Books Store. Toko yang menjual berbagai jenis buku.
§ Timezone, adalah
sebuah tempat hiburan dimana hiburan tersebut berupa permainan/game.
§ Carrefour, merupakan
sebuah hypermarket asal Perancis. Dibuka pertama kali di Indonesia pada bulan
oktober 1998 yakni di Cempaka Putih (Jakarta) sebagai unit pertama Carrefour di
Indonesia. Pada perkembangannya kini Carrefour memiliki 66 gerai Hypermarket
dan 15 gerai Supermarket.
§ Carrefour
Express (Convenience Store)
§ Tiptop
Supermarket
§ Griya
Supermarket
§ Yogya
Supermarket
§ Indomaret, adalah
jaringan peritel waralaba di Indonesia. Merk dagang Indomaret dipegang oleh
PT.Indomarco Prismatama.
§ Alfamart, merupakan
perusahaan retail yang bergerak pada bisnis waralaba swalayan yang menjual
barang - barang keperluan sehari - hari.
§ Circle
K, adalah minimarket yang beroperasi 24 jam penuh, hal ini yang
menjadikannya populer di belahan dunia termasuk Indonesia dimana konsep
minimarket seperti ini masih jarang.
§ Ceriamart
Minimarket
§ Alfamidi, toko
retail sejenis dengan minimarket namun Alfamidi berukuran lebih besar dan
produk yang dijual lebih beragam dari minimarket. Alfamidi dikelola oleh
PT.Midi Utama Indonesia.
§ Starmart
Minimarket (Conveinence Store)
§ Giant
Hypermarket
§ Hero
Supermarket
§ Guardian
Drug Store
§ Electronic
City, toko yang menjual berbagai jenis peralatan elektronik.
§ Super
Home, toko retail yang menjual perkakas rumah tangga, dan
peralatan bangunan.
§ Ramayana
Supermarket
§ Sport
Station, toko retail yang menjual peralatan olah raga (sepatu,
kaos dll)
§ Warehouse, toko
retail yang menjual sepatu, baju dan berbagai peralatan olah raga.
§ Gramedia
Books Store
§ Gunung
Agung Books Store
§ Super
Indo Swalayan
§ Disc
Tarra, toko kaset/CD/DVD resmi.
Tema
: ANALISIS KEPUASAAN KONSUMEN TERHADAP GIANT HYPERMARKET
Dalam kompetisi global seperti dewasa ini, konsumen cenderung untuk mempunyai lebih banyak keinginan. Suka tidak suka perusahaan dituntut untuk selalu melakukan kreasi dan meningkatkan kualitas pelayanannya dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen. Jika hal ini tidak dilakukan tentunya mempunyai resiko akan kegagalan mendapatkan laba maksimal dan berpalingnya para konsumen ke kompetitor. Fenomena seperti ini memaksa perusahaan untuk mengubah paradigma bisnis secara tradisional dan beralih orientasi kepada kepuasaan konsumen serta mengambil strategi proaktif demi meningkatkan daya saingnya. Kualitas pelayanan telah menjadi senjata paling jitu untuk berkompetisi yang digunakan oleh pemimpin dalam perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin dalam perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin perusahaan dagang dewasa ini berusaha membuat kualitas pelayanan yang super sebagai upaya untuk mendapatkan loyalitas konsumen.
Dalam kompetisi global seperti dewasa ini, konsumen cenderung untuk mempunyai lebih banyak keinginan. Suka tidak suka perusahaan dituntut untuk selalu melakukan kreasi dan meningkatkan kualitas pelayanannya dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen. Jika hal ini tidak dilakukan tentunya mempunyai resiko akan kegagalan mendapatkan laba maksimal dan berpalingnya para konsumen ke kompetitor. Fenomena seperti ini memaksa perusahaan untuk mengubah paradigma bisnis secara tradisional dan beralih orientasi kepada kepuasaan konsumen serta mengambil strategi proaktif demi meningkatkan daya saingnya. Kualitas pelayanan telah menjadi senjata paling jitu untuk berkompetisi yang digunakan oleh pemimpin dalam perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin dalam perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin perusahaan dagang dewasa ini berusaha membuat kualitas pelayanan yang super sebagai upaya untuk mendapatkan loyalitas konsumen.
JURNAL 1
ANALISIS
KEPUASAAN KONSUMEN TERHADAP GIANT HYPERMARKET CIMANGGIS
Tema
: Kepuasan Konsumen
Masalah : Terhadap Giant HYPERMARKET DI INDONESIA
Masalah : Terhadap Giant HYPERMARKET DI INDONESIA
Judul
: ANALISIS KEPUASAAN
KONSUMEN TERHADAP GIANT HYPERMARKET Cimanggis
A. Latar
Belakang
Dalam kompetisi global seperti dewasa ini, konsumen cenderung untuk
mempunyai lebih banyak keinginan. Suka tidak suka perusahaan dituntut untuk
selalu melakukan kreasi dan meningkatkan kualitas pelayanannya dalam rangka
memenuhi kebutuhan konsumen. Jika hal ini tidak dilakukan tentunya mempunyai
resiko akan kegagalan mendapatkan laba maksimal dan berpalingnya para konsumen
ke kompetitor. Fenomena seperti ini memaksa perusahaan untuk mengubah paradigma
bisnis secara tradisional dan beralih orientasi kepada kepuasaan konsumen serta
mengambil strategi proaktif demi meningkatkan daya saingnya.
Kualitas pelayanan telah menjadi senjata paling jitu untuk berkompetisi
yang digunakan oleh pemimpin dalam perusahaan dagang ataupun jasa. Para
pemimpin dalam perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin perusahaan dagang
dewasa ini berusaha membuat kualitas pelayanan yang super sebagai upaya untuk
mendapatkan loyalitas konsumen.
Salah satu hal yang menjadi fokus bagi bisnis jasa sekarang ini adalah
membina hubungan jangka panjang dengan konsumen dengan cara menyediakan
kualitas pelayanan yang memadai. Dewasa ini, hampir semua industri dagang
ataupun jasa memfokuskan diri pada upaya meningkatkan pelayanan yang diberikan.
Pada umumnya semakin lama konsumen menjalin hubungan dengan perusahaan, mereka
biasanya lebih mampu memberikan laba bagi perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Terdapat
lima dimensi yang dirancang untuk mengukur kualitas pelayanan yang didasarkan
pada perbedaan antara nilai harapan dengan nilai kinerja yang dirasakan oleh
konsumen yaitu : Responsivness, Reliability, Assurance, Emphaty dan Tangibles.
1. Responsive (daya tanggap / kesigapan) adalah suatu respon / kesigapan karyawan dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.
2. Reliability (keandalan) adalah suatu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya.
3. Assurance (jaminan) adalah kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas, keramah-tamahan, perkataan atau kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen / pelanggan terhadap perusahaan.
4. Emphaty (perhatian) adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada para pelanggan / konsumen.
5. Tangibles (kemampuan fisik) adalah suatu bentuk penampilan fisik, peralatan personal.
1. Responsive (daya tanggap / kesigapan) adalah suatu respon / kesigapan karyawan dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.
2. Reliability (keandalan) adalah suatu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan dengan akurat dan terpercaya.
3. Assurance (jaminan) adalah kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas, keramah-tamahan, perkataan atau kesopanan dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen / pelanggan terhadap perusahaan.
4. Emphaty (perhatian) adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada para pelanggan / konsumen.
5. Tangibles (kemampuan fisik) adalah suatu bentuk penampilan fisik, peralatan personal.
ini adalah untuk mengetahui kepuasaan konsumen terhadap yang diberikan
oleh Giant Hypermarket Cimangggis.
D. Metode Penitilian
1. Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen Giant
Hypermarket Cimanggis.
2. Data / Variabel
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang
dapat dari konsumen melalui kuisioner. Kuisioner terbagi atas 20
pertanyaan mengenai kualitas pelayanan Giant Hypermarket yang ditujukan kepada
responden.
3. Metode Pengumpulan Data / Variabel
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan metode kuisioner yaitu metode
pengukuran yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk menegtahui persepsi konsumen
terhadap keseluruhan kualitas pelayanan yang diterima. Pertanyaa-pertanyaan
tersebut diukur dengan 5 point skala likert dengan tingkatan dari “Sangat Puas
sampai dengan “Sangat Tidak Puas”.
Analisis :
Berdasarkan analisa dan
pembahasan yang dilakukan terhadap 100 orang responden, dengan metode skala
likert responden menyatakan puas. Ini berarti Giant Hypermarket Cimanggis telah
berhasil memberikan layanan yang terbaik atau yang memuaskan kepada para
konsumennya, baik dari dimensi keandalan (reliability expectations),
dimensi keresposifan (responsiveness expectations), dimensi
keyakinan (assurance expectations), dimensi empati (emphaty
expectations) dan dimensi berwujud (tangible expectations) secara
keseluruhan konsumen merasa puas, dengan rata-rata nilai 342,35, dimana nilai
tersebut dikategorikan Baik dengan kelas interval (340-419).
Sedangkan hasil uji Chi Square diperoleh hasil yang tidak berbeda yaitu
konsumen merasa puas. Ini terlihat pada Chi Square Hitung > Chi Square Tabel
(53,375>26,2962) dan nilai Asymtotic Significance yaitu 0,0000 atau
probabilitas kurang dari 0,05 artinya hipotesa awal (Ho) ditolak, atau konsumen
merasa puas terhadap pelayanan Giant Hypermarket Cimanggis dapat diterima.
JURNAL
2
ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP
PELAYANAN CARREFOUR HYPERMARKET BINTARO SEKTOR 7
TEMA : Analisis Tingkat Kepuasan
JUDUL : ANALISIS KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN CARREFOUR
HYPERMARKET BINTARO SEKTOR 7
PENGARANG : Hendrikus Arinanda
A. Latar
Belakang Masalah :
Dalam
kompetisi global ini seperti dewasa ini, konumen cenderung untuk mempunyai
lebih banyak keinginan. Oleh karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu
melakukan kreasi dan meningkatkan kualitas pelayanannya dalam rangka memenuhi
kebutuhan konsumen. Jika hal ini tidak dilakukan tentunya mempunyai resiko akan
kegagalan mendapatkan laba maksimal dan berpalingnya para konsumen ke
kompetitor. Fenomena seperti ini memaksa perusahaan untuk mengubah paradigma
bisnis secara tradisional dan beralih orientasi kepada kepuasaan konsumen serta
mengambil strategi proaktif demi meningkatkan daya saingnya.
Kualitas
pelayanan telah menjadi senjata paling jitu untuk berkompetisi yang digunakan
oleh pemimpin dalam perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin dalam
perusahaan dagang ataupun jasa. Para pemimpin perusahaan dagang dewasa ini
berusaha membuat kualitas pelayanan yang super sebagai upaya untuk mendapatkan
loyalitas konsumen.
Salah
satu hal yang menjadi fokus bagi bisnis jasa sekarang ini adalah membina
hubungan jangka panjang dengan konsumen dengan cara menyediakan kualitas
pelayanan yang memadai. Dewasa ini, hampir semua industri dagang ataupun jasa
memfokuskan diri pada upaya meningkatkan pelayanan yang diberikan. Pada umumnya
semakin lama konsumen menjalin hubungan dengan perusahaan, mereka biasanya
lebih mampu memberikan laba bagi perusahaan.
B. Masalah :
- Bagaimanakah pelayanan yang diberikan oleh Alfamart dalam melayani konsumen? Apakah sudah cukup baik atau belum.(Meliputi fasilitas fisik, peralatan, penampilan karyawan, dan materi promosi)
- Apakah para konsumen sudah merasa puas akan pelayanan yang diberikan oleh hypermarket
- Bagaimanakah pelayanan yang diberikan oleh Alfamart dalam melayani konsumen? Apakah sudah cukup baik atau belum.(Meliputi fasilitas fisik, peralatan, penampilan karyawan, dan materi promosi)
- Apakah para konsumen sudah merasa puas akan pelayanan yang diberikan oleh hypermarket
C.
Tujuan :
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasaan konsumen terhadap pelayanan
yang diberikan oleh Carrefour Hypermarket Bintaro Sektor 7.
D.
Metode Penitilian :
1.
Objek Penelitian
Objek
yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen Carrefour Hypermarket
Bintaro Sektor 7.
2.
Data / Variabel
Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang dapat dari
konsumen melalui kuisioner. Kuisioner terbagi atas 50 pertanyaan mengenai
kualitas pelayanan Carrefour Hypermarket Bintaro Sektor 7 dengan mengambil
sampel sebanyak 100 responden.
3.
Metode Pengumpulan Data / Variabel
Dalam
pengumpulan data penulis menggunaka metode kuisioner. Yaitu metode pengukuran
yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen
terhadap keseluruhan pelayanan yang diterima. Pernyataan-pernyataan tersebut
diukur dengan 5 point skala Likert dengan tingkatan dari “Sangat Tidak Puas”
sampai dengan “Sangat Puas”.
4.
Hipotesis
Hipotesa
awal penelitian ini adalah konsumen tidak puas terhadap pelayanan Carrefour
Hypermarket Bintaro Sektor 7.
ANALISIS :
Berdasarkan analisa dan pembahasan dengan metode Skala Likert yang
dilakukan, diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden menyatakan puas.
Denagn demikina pihak manajemen telah berhasil membuat para konsumen tertarik
untuk berbelanja di Carrefour Hypermarket Bintaro sektor 7. Hal ini dapat
dilihat dari dimensi-dimensi pelayanan yang mempengaruhi konsumen untuk
berbelanja di carrefour Hypermarket Bintaro Sektor 7 baik dari dimensi
keandalan, dimensi keresponsifan, dimensi keyakinan, dimensi empati dan dimensi
berwujud. Secara keseluruhan konsumen merasa puas, dengan rata-rata nilai
342.35, dimana nilai tersebut dikategorikan baik dengan kelas interval
(340-419).
Sedangkan hasil
Uji Chi Square diperoleh hasil yang sama, yaitu konsumen merasa puas. Ini
terlihat pada Chi Square Hitung > Chi Square tabel (53,375 > 26,2962) dan
nilai Asytotic Significance yaitu 0,000 atau probabilitas kurang dari dari
0,05. Artinya hipotesa awal (Ho) ditolak atau konsumen merasa puas terhadap
pelayanan Carrefour Hypermarke Bintaro Sektor 7.
JURNAL 3
Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan
Konsumen Pada Ritel Hipermarket Di Depok
TEMA :
Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada Ritel Hipermarket
JUDUL : Analisis Variabel Pembentuk Kepuasan Konsumen Pada
Ritel Hipermarket di Depok
Pengarang : Raudhah Maria Ulfah
Tahun : 2008
Tahun : 2008
A. Latar Belakang
Masalah
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
mengalami perkembangan dan kemajuan cukup pesat. Sektor ritel dan pusat
perbelanjaan menunjukkan perkembangan signifikan serta
memberikan kontribusi positif dalam pemulihan ekonomi Indonesia. Pengusaha
ritel bersaing dalam memperoleh simpati konsumen diantaranya dengan
meningkatkan pelayanan guna mencapai kepuasan konsumen. Melihat banyaknya
konsumen yang mempunyai keinginan dan kebutuhan beraneka ragam saat ini,
membuat peluang besar bagi para pelaku bisnis untuk mendirikan tempat
ritel modern di kota Depok, bisa dilihat ritel modern baru di Depok,
misalnya Hypermart, Giant, Carrefour dan masih ada beberapa ritel
modern yang lain.
B.
Masalah
1.
Apakah kedua variabel tersebut memang mempunyai hubungan yang signifikan.
2 Jika terbukti hubungan (korelasi)
signifikan, kemudian dapat diketahui bagaimana arah hubungan antara
variabel dan seberapa kuat hubungan tersebut.
C.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel
hipermarket di Depok dan ingin mengetahui seberapa besar hubungan antar
variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel hipermarket di Depok.
D.
Metodologi
Data
& Variabel
Penelitian
ini menggunakan data primer yang bersumber dari responden yang
diambil
melalui kuesioner yang disebarkan kepada konsumen hipermarket di Depok
pada
bulan Mei – Agustus 2008
Zeithaml
mengidentifikasi lima dimensi pokok dalam menentukan kualitas
jasa,
yaitu sebagai berikut :
1.
Keandalan (realibility), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai
dengan
janji yang ditawarkan.
2.
Daya tanggap (responsiveness), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam
membantu
konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang
meliputi
kesigapan dalam melayani konsumen, kecepatan menangani transaksi,
dan
penanganan keluhan-keluhan konsumen.
3.
Jaminan (assurance), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap
produk
secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam
memberi
pelayanan, ketrampilan dalam memberi informasi, kemampuan dalam
memberikan
keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan
kemampuan
dalam menanamkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.
Dimensi
kepastian atau jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi :
·
Kompetensi (Competence), yaitu ketrampilan dan pengetahuan yang dimiliki
oleh
para karyawan untuk melakukan pelayanan.
·
Kesopanan (Courtessy), yang meliputi keramahan, perhatian dan sikap para
karyawan.
·
Kredibilitas (Credibility), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
kepercayaan
kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi dan sebagainya.
4.
Empati (empathy), yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan
kepada
konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan,
kemampuan
karyawan untuk berkomunikasi dengan konsumen, dan usaha
perusahaan
untuk memahami keinginan dan kebutuhan konsumennya.
Dimensi
emphaty ini merupakan penggabungan dari dimensi :
·
Akses (Access), meliputi kemudahan memanfaatkan jasa yang ditawarkan
perusahaan.
·
Komunikasi (Communication), merupakan kemampuan melakukan
komunikasi
untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau
memperoleh
masukan dari konsumen.
·
Pemahaman pada konsumen (Understanding the Customer), meliputi usaha
perusahaan
untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan
konsumen.
5.
Bukti Fisik (Tangibles), meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan
tata
letak ruangan dalam, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan
kenyamanan
ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan
karyawan. (Umar,
2000:234-236).
E.
Model
penelitian
Yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji
validitas, uji reabilitas, analisis korelasi, dan analisis faktor dengan alat
analisis SPSS versi 11. Uji validitas data berfungsi mengetahui derajat
ketepatan data dari hasil pengukuran sampel dengan konsep
pengukuran. Uji realibilitas adalah alat untuk mengetahui derajat
kehandalan data dari hasil pengukuran sampel yang berguna untuk melihat
konsistensi pengukuran.
F.
Analisis
Korelasi Antar Variabel
Untuk
melihat apakah ada hubungan antar variabel pembentuk kepuasan
konsumen
pada ritel hipermarket di Depok dan memudahkan membuat hipotesis,
maka
dilakukan dengan menggunakan Korelasi Pearson. Dengan melihat hasil
analisis Pearson dengan membuat hipotesis dan pengambilan keputusan dari
tiap–tiap korelasi menunjukkan bahwa hubungan korelasi antar komponen
pembentuk kepuasan konsumen sangat dekat.
2.AnalisisFaktor
Komponen daya tanggap merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
Komponen daya tanggap merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
MASALAH DAN TUJUAN SUPERMARKET
GIANT HYPERMARKET DALAM PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KEPADA KONSUMEN
LATAR BELAKANG
MASALAH
Jenama gedung Giant ditubuhkan oleh keluarga Teng sebagai sebuah kedai
runcit kecil dalam salah satu kawasan pinggir bandar di [[Kuala Lumpur]] pada
tahun [[1944]]. Misinya ialah untuk menawarkan pelbagai produk pada harga yang
serendah mampu. Oleh sebab reputasinya bertumbuh, begitu juga dengan
perniagaannya.
[[Dairy Farm International Holdings]] yang membeli
Giant pada tahun 1999, mengakui bahawa kunci kejayaan Giant sekian lama
merupakan kebolehannya untuk terus menawarkan produk yang nilainya setimpal dengan
harga. Ia mengekalkan prinsip teras ini sungguhpun ketika mengubah wajah Giant
menjadi jenama kebangsaan dan antarabangsa.
Setelah usaha enam tahun yang merangkumi mereka
bentuk gedungnya, pengenalan produk bukan makanan dalam pasar raya besar Giant,
pelaksanaan piawaian runcit antarabangsa yang merangkumi keselamatan,
kebersihan, latihan berstruktur, dan persekitaran beli-belah yang bertenaga
serta juga fungsi pembelian berpusat dan peningkatan mutu operasi, Dairy Farm
telah menjadikan Giant sebagai peneraju yang tidak tercabar dalam sektor
peruncitan Malaysia.
Pada 1999, gedung Giant Hypermarket pertama dibuka
di [[Shah Alam]], [[Selangor]]. Menjelang tahun [[2006]], syarikat ini telah
mengembang untuk mengoperasi sejumlah 86 pasar raya besar/pasar raya di
Malaysia dengan saiz cawangan dari pasar raya besar 350,000 kaki persegi di
Shah Alam hingga pasar raya 11,000 kaki persegi di [[Bangsar]], Kuala Lumpur.
Rangkaian ini juga meliputi 6 gedung di selatan Malaysia iaitu [[Singapura]].
Pasar raya besar Giant menawarkan selingkungan luas barangan tempatan, seperti
buah-buahan, sayur-sayuran dan hasil laut yang segar dalam persekitaran pasar
basah.Cawangannya yang baru pula dibuka di Bandaraya Kuala
Terengganu,Terengganu pada 2008 yang terletak di hadapan 'Bukit Hollywood'
Kuala Terengganu iaitu Bukit Besar.
Tujuan
Masalah :
1. Ketika
konsumen masuk ke dalam toko yang serba ada, pembeli boleh memilih sesuka hati.
2. Karena
setiap jenis barang yang dijajakan sudah tertempel dengan lebel harga pas dan
relatif murah.
3. Cara
ini bisa banyak menghemat tenaga kerja karena tidak perlu tawar menawar lagi
dengan pembeli.
4. Semua
barang sudah terpajang di atas rak-rak, konsumen tinggal pilih sendiri, setelah
pembeli puas dan mendapatkan barang-barang yang diinginkan sesuai selera, baru
membayar pada saat dia keluar pintu kasir. Pola dagang eceran untuk jenis
makanan semacam ini baru pertama kali di indonesia pada waktu itu.
Hipotesis Variabel tentang Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Giant Hypermart (merode riset)
Hipotesis
Hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
H1: Hubungan antar
variabel pembentuk kepuasan konsumen pada ritel giant hypermart adalah
signifikan.
H2: Variabel
lokasi, promosi, harga, kelengkapan produk, dan pelayanan mampu membentuk
kepuasan konsumen.
1.
PENGEMBANGAN
HIPOTESIS
JURNAL 1
Berdasarkan
analisa dan pembahasan dengan metode Skala Likert yang dilakukan, diperoleh
hasil bahwa sebagian besar responden menyatakan puas. Denagn demikina pihak
manajemen telah berhasil membuat para konsumen tertarik untuk berbelanja di
Carrefour Hypermarket Bintaro sektor 7. Hal ini dapat dilihat dari
dimensi-dimensi pelayanan yang mempengaruhi konsumen untuk berbelanja di
carrefour Hypermarket Bintaro Sektor 7 baik dari dimensi keandalan, dimensi
keresponsifan, dimensi keyakinan, dimensi empati dan dimensi berwujud. Secara
keseluruhan konsumen merasa puas, dengan rata-rata nilai 342.35, dimana nilai
tersebut dikategorikan baik dengan kelas interval (340-419).
Sedangkan hasil Uji Chi
Square diperoleh hasil yang sama, yaitu konsumen merasa puas. Ini terlihat pada
Chi Square Hitung > Chi Square tabel (53,375 > 26,2962) dan nilai
Asytotic Significance yaitu 0,000 atau probabilitas kurang dari dari
0,05. Artinya hipotesa awal (Ho) ditolak atau konsumen merasa puas
terhadap pelayanan Carrefour Hypermarke Bintaro Sektor 7.
JURNAL 2
Berdasarkan analisa dan
pembahasan yang dilakukan terhadap 100 orang responden, dengan metode skala
likert responden menyatakan puas. Ini berarti Giant Hypermarket Cimanggis telah
berhasil memberikan layanan yang terbaik atau yang memuaskan kepada para konsumennya,
baik dari dimensi keandalan (reliability expectations), dimensi
keresposifan (responsiveness expectations), dimensi keyakinan (assurance
expectations), dimensi empati (emphaty expectations) dan dimensi
berwujud (tangible expectations) secara keseluruhan konsumen merasa
puas, dengan rata-rata nilai 342,35, dimana nilai tersebut dikategorikan Baik dengan
kelas interval (340-419).
Sedangkan
hasil uji Chi Square diperoleh hasil yang tidak berbeda yaitu konsumen merasa
puas. Ini terlihat pada Chi Square Hitung > Chi Square Tabel
(53,375>26,2962) dan nilai Asymtotic Significance yaitu 0,0000 atau
probabilitas kurang dari 0,05 artinya hipotesa awal (Ho) ditolak, atau
konsumen merasa puas terhadap pelayanan Giant Hypermarket Cimanggis dapat
diterima.
JURNAL
3
Metode
Berdasarkan
analisa dan pembahasan yang dilakukan terhadap Penulis menggunakan metode
pengambilan populasi dan sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik sampel random yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi.
Mengingat besarnya populasi, maka dalam penelitian ini peneliti mengambil
sampel sebesar 100 orang konsumen pada ritel hipermarket di Depok.
1.
Analisis Korelasi Antar Variabel
Untuk
melihat apakah ada hubungan antar variabel pembentuk kepuasan
konsumen
pada ritel hipermarket di Depok dan memudahkan membuat hipotesis,
maka
dilakukan dengan menggunakan Korelasi Pearson. Dengan melihat hasil
analisis Pearson dengan membuat hipotesis dan pengambilan keputusan dari
tiap–tiap korelasi menunjukkan bahwa hubungan korelasi antar komponen
pembentuk kepuasan konsumen sangat dekat.
2.AnalisisFaktor
Komponen daya tanggap merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
Komponen daya tanggap merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
1.
METODELOGI
JURNAL
1
1.
Objek
Penelitian
Objek
yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen Carrefour Hypermarket
Bintaro Sektor 7.
2.
Data /
Variabel
Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang dapat dari
konsumen melalui kuisioner. Kuisioner terbagi atas 50 pertanyaan mengenai
kualitas pelayanan Carrefour Hypermarket Bintaro Sektor 7 dengan mengambil
sampel sebanyak 100 responden.
3.
Metode
Pengumpulan Data / Variabel
Dalam
pengumpulan data penulis menggunaka metode kuisioner. Yaitu metode pengukuran
yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen
terhadap keseluruhan pelayanan yang diterima. Pernyataan-pernyataan tersebut
diukur dengan 5 point skala Likert dengan tingkatan dari “Sangat Tidak Puas”
sampai dengan “Sangat Puas”.
JURNAL
2
1.
Objek
Penelitian
Objek
yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen Giant Hypermarket
Cimanggis.
2.
Data /
Variabel
Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yang dapat dari
konsumen melalui kuisioner. Kuisioner terbagi atas 20 pertanyaan mengenai
kualitas pelayanan Giant Hypermarket yang ditujukan kepada responden.
3.
Metode
Pengumpulan Data / Variabel
Dalam
pengumpulan data penulis menggunakan metode kuisioner yaitu metode pengukuran
yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk menegtahui persepsi konsumen terhadap
keseluruhan kualitas pelayanan yang diterima. Pertanyaa-pertanyaan tersebut
diukur dengan 5 point skala likert dengan tingkatan dari “Sangat Puas sampai
dengan “Sangat Tidak Puas”.
JURNAL
3
1.
Objek
penelitian
Yang
menjadi objek penelitian dalam penulisan ini adalah konsumen yang datang untuk
berbelanja di Indomaret Terwaralaba Sekar Narewari Cibubur.
2.
Data /
Variabel
Data
yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, antara lain :
a. Data
Primer
Data
yang diperoleh dari perusahaan secara langsung dengan cara observasi dan
wawancara langsung dengan pegawai toko dari minimarket tersebut dan penyebaran
kuisioner yang diberikan kepada 50 konsumen yang datang berbelanja.
b. Data
Sekunder
Data
sekunder didapatkan secara tidak langsung melalui studi pustaka dimana
pengambilan data ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang mendukung
penulisan ini yang tidak diperoleh dari perusahaan.
3.
Metode
Pengumpulan Data / Variabel
Penulis
menggunakan tiga cara pengumpulan data yang dibutuhkan untuk penulisan ini :
a. Observasi
yaitu mengadakan secara langsung aktivitas kegiatan perusahaan.
b. Wawancara
yaitu dengan cara mendatangkan dan mewawancarai langsung pihak perusahaan yang
bersangkutan, yaitu Bpk. Suparman selaku MD di Indomaret Terwaralaba Sekar
Nareswari Cibubur.
c. Kuisioner
yaitu data yang didapat berdasarkan dari sebaran daftar pertanyaan yang
diberikan kepada 50 responden, yaitu para konsumen yang berbelanja pada Indomaret
Terwaralaba Sekar Nareswari Cibubur.
4.
Alat
Analisis Yang Digunakan
Adapun
cara yang penulis gunakan untuk menganalsis data yaitu dengan menggunakan Skala
Likert dan Metode Chi Square.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar